Search This Blog

Pages

May 31, 2011

Neraka Jahannam

Diriwayatkan bahawa sesungguhnya Rasulullah S.A.W telah bersabda : "Akan didatangkan pada hari kiamat itu neraka Jahannam, dan neraka Jahannam itu mempunyai 70,000 kendali, dan pada setiap kendali itu ditarik oleh 70,000 malaikat, dan berkenaan dengan malaikat penjaga neraka itu besarnya ada diterangkan oleh Allah S.W.T dalam surah At-Tahrim ayat 6 yang bermaksud : "Sedang penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras." 

May 30, 2011

Baginya pahala semisal pahala orang yang mengamalkannya


Dari Amru bin Auf : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menghidupkan sunnahku, kemudian (sunnahku tersebut) diamalkan oleh orang lain, maka baginya pahala semisal pahala orang yang mengamalkannya tanpa terkurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka. Barangsiapa berbuat bid’ah, kemudian perbuatannya tersebut diikuti oleh orang lain, maka baginya dosa dan dosa-dosa orang yang melakukannya tanpa terkurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka.” (0174) Sahih Ibnu Majah

May 29, 2011

0rang Yang Alim Itu Hidupnya Berkat

Daripada Ali Bin Abi Tholib r.a
berkata: Telah bersabda Rasulullah
s.a.w: “Orang yang paling baik itu
ialah orang yang alim. Jika ia
diperlukan maka ia akan memberi
manafaat bagi orang lain. Dan
jikalau ia tidak diperlukan maka ia
mencukupkan dirinya sendiri (tidak
menyusahkan orang lain)”

Hadis Riwayat Bazain

Kehebatan Orang yang Alim

Daripada Abdullah Bin Abbas r.a
berkata: Telah bersabda Rasulullah
s.a.w: “Seorang yang alim itu lebih
kuat pengaruhnya atas syaitan
daripada seribu abid (yang tidak
alim).
Hadis Riwayat At Tirmizi, Ibnu Majah

Kelebihan OrangYang Alim



Daripada Abu Amamah r.a berkata:
Telah disebut disisi
Rasulullah s.a.w dua orang lelaki.
Pertama orang yang abid (ahli
ibadat) dan kedua orang yang
alim. Maka Rasulullah s.a.w
bersabda: “Kelebihan orang yang
alim atas orang yang abid seperti
kelebihanku atas yang paling
rendah daripadamu”.

May 28, 2011

Belajar ilmu untuk bermegah-megah masuk neraka


34عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُجَارِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ. (الترمذي وابن ماجه)
34 - Dari Ka'ab bin Malik ra., dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesiapa yangmenuntut ilmu, dengan tujuan bermegah-megah menandingi alim ulama dengan ilmunya itu, atau dengan tujuan bertengkar dan bertegang urat dengan orang-orang yang jahil dengan ilmunya itu, atau pun dengan tujuan menarik dengan ilmunya ituperhatian orang ramai memujinya, nescaya Allah akan memasukkannya ke dalamneraka. "
(Tirmizi dan Ibnu Majah)

Belajar untuk mendapat bahagian didunia tak dapat cium bau syurga

33- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (أبو داود وابن ماجه)
33- Dari Abu Hurairah, r.a., dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesiapa yang mempelajari sesuatu ilmu dari jenis-jenis ilmu yang tujuannya untuk mencapai keredhaanAllah,  sedang ia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapat sesuatu bahagian dari dunia (harta benda atau pengaruh), nescaya ia tidak akan dapat mencium bau syurga,  pada hari qiamat kelak."
Abu Daud dan Ibnu Majah)

Tidak sempurna iman


"Tidak sempurna iman orang yang suka mengecam, orang yang suka melaknat, orang yang bercakap kotor dan orang yang suka mencarut".

Jadilah orang yang banyak bermanafaat pada orang lain

"Sebaik-baik manusia ialah yang banyak memberi manfaat kepada orang lain"
Hadis riwayat: Al-Quha'

Jangan abaikan masa sihat dan masa lapang

Sabda Rasulallah S.A.W. yang bermaksud,

"Dua nikmat yang sering aiabaikan oleh manusia ketika masih sihat dan ketika masa lapang"
Hadis riwayat Bukhari.

Rebutlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara:

Rasulallah S.A.W. sendiri telah berpesan melalui hadis baginda yang bermaksud:

Rebutlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara:

# Hidupmu sebelum mati.
# Sihatmu sebelum sakit.
# Masa lapangmu sebelum suntuk.
# Mudamu sebelum tua.
# Kayamu sebelum papa.

Bertambah syukur

Hadith :
Dari Abu Hurairah r.a katanya:”Nabi s.a.w bersabda:”Setiap yang masuk ke dalam syurga diperlihatkan kepadanya tempat diamnya di dalam neraka jika seandainya dia melakukan kesalahan, supaya dengan itu bertambah syukurnya kepada Tuhan. Setiap orang yang masuk ke dalam neraka, diperlihatkan kepadanya tempat diamnya di dalam syurga jika seandainya dia melakukan perbuatan baik, supaya dengan itu timbul penyesalannya.”

(Bukhari)

May 27, 2011

Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu’an”



عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ قُلْتُ لِمُجَاهِدٍ (سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ) أَهُوَ أَثَرُ السُّجُودِ فِى وَجْهِ الإِنْسَانِ؟ فَقَالَ : لاَ إِنَّ أَحَدَهُمْ يَكُونُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مِثْلُ رُكْبَةِ الْعَنْزِ وَهُوَ كَمَا شَاءَ اللَّهُ يَعْنِى مِنَ الشَّرِّ وَلَكِنَّهُ الْخُشُوعُ.
Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Allah, ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’ apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah?
Jawaban beliau, “Bukan, bahkan ada orang yang ‘kapal’ yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan ‘kapal’ yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu’an” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3702).

Demi Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud



عَنْ حُمَيْدٍ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ : كُنَّا عِنْدَ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ إِذْ جَاءَهُ الزُّبَيْرُ بْنُ سُهَيْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ فَقَالَ : قَدْ أَفْسَدَ وَجْهَهُ ، وَاللَّهِ مَا هِىَ سِيمَاءُ ، وَاللَّهِ لَقَدْ صَلَّيْتُ عَلَى وَجْهِى مُذْ كَذَا وَكَذَا ، مَا أَثَّرَ السُّجُودُ فِى وَجْهِى شَيْئًا.
Dari Humaid bin Abdirrahman, aku berada di dekat as Saib bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail bin Abdirrahman bin Auf datang. Melihat kedatangannya, as Saib berkata, “Sungguh dia telah merusak wajahnya. Demi Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Allah aku telah shalat dengan menggunakan wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun sujud tidaklah memberi bekas sedikitpun pada wajahku” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3701).

Seandainya bekas itu tidak ada pada dirimu tentu lebih baik



عَنْ أَبِى عَوْنٍ قَالَ : رَأَى أَبُو الدَّرْدَاءِ امْرَأَةً بِوَجْهِهَا أَثَرٌ مِثْلُ ثَفِنَةِ الْعَنْزِ ، فَقَالَ : لَوْ لَمْ يَكُنْ هَذَا بِوَجْهِكِ كَانَ خَيْرًا لَكِ.
Dari Abi Aun, Abu Darda’ melihat seorang perempuan yang pada wajahnya terdapat ‘kapal’ semisal ‘kapal’ yang ada pada seekor kambing. Beliau lantas berkata, ‘Seandainya bekas itu tidak ada pada dirimu tentu lebih baik” (Riwayat Bahaqi dalam Sunan Kubro no 3700).

.Janganlah kau jelekkan penampilanmu!



عَنِ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ رَأَى أَثَرًا فَقَالَ : يَا عَبْدَ اللَّهِ إِنَّ صُورَةَ الرَّجُلِ وَجْهُهُ ، فَلاَ تَشِنْ صُورَتَكَ.
Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya.Janganlah kau jelekkan penampilanmu!” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699).

Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?



عَنْ سَالِمٍ أَبِى النَّضْرِ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ قَالَ : مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ : أَنَا حَاضِنُكَ فُلاَنٌ. وَرَأَى بَيْنَ عَيْنَيْهِ سَجْدَةً سَوْدَاءَ فَقَالَ : مَا هَذَا الأَثَرُ بَيْنَ عَيْنَيْكَ؟ فَقَدْ صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَهَلْ تَرَى هَا هُنَا مِنْ شَىْءٍ؟
Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut.
Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698)

May 26, 2011

Beroleh hidayah dengan bersabar

Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)

bencana paling payah bila orang menolak permintaan anda

Bencana yang paling payah ialah bila kamu membutuhkan apa yang ada di tangan orang lain dan kamu ditolak (pemberiannya). (HR. Ad-Dailami)

Tidak mengeluh dengan ujian Allah ampuni dosanya

Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Ath-Thabrani)

Redha dengan rezki Allah beri berkah

 Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah. (HR. Ahmad)

Allah menguji dengan kesenangan dan kesusahan

Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang) menerima pemberian. (HR. Abu Ya’la)

Allah uji dengan musibah

 Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani)

Bukan golongan kami orang yang memukul diri sendiri

 Bukanlah dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah. (HR. Bukhari)

Menghina diri dengan melibatkan diri dalam ujian yang ia tidak sanggup menanggungnya

Tidak semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana menghina dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Melibatkan diri dalam ujian dan cobaan yang dia tak tahan menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Tiap orang ada pengujinya

 Seorang mukmin meskipun dia masuk ke dalam lobang biawak, Allah akan menentukan baginya orang yang mengganggunya. (HR. Al Bazzaar)

Dosa terhapus dengan ujian

 Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)

Balasan syurga untuk orang buta yang sabar

 Apabila Aku menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti kedua matanya dengan surga. (HR. Ahmad)

Allah menguji hamba yang disenanginya

Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi)

Syurga dengan ujian didunia

. Seorang hamba memiliki suatu derajat di syurga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)

Kebaikan dari Allah dengan ujian

 Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah). (HR. Bukhari)

Seseorang diuji mengikut kadar keimanannya

 Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?” Nabi Saw menjawab, “Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)

Tiap ujian diberi kebaikan dan dihapus dosa

Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari)

Besar ujian besarlah pahala

 Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)

May 25, 2011

Tentang Islam, Iman & Ihsan




عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ قَالَ كَانَ أَوَّلَ مَنْ قَالَ فِي الْقَدَرِ بِالْبَصْرَةِ مَعْبَدٌ الْجُهَنِيُّ فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَحُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِمْيَرِيُّ حَاجَّيْنِ أَوْ مُعْتَمِرَيْنِ فَقُلْنَا لَوْ لَقِينَا أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْنَاهُ عَمَّا يَقُولُ هَؤُلاءِ فِي الْقَدَرِ فَوُفِّقَ لَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ دَاخِلا الْمَسْجِدَ فَاكْتَنَفْتُهُ أَنَا وَصَاحِبِي أَحَدُنَا عَنْ يَمِينِهِ وَالاخَرُ عَنْ شِمَالِهِ فَظَنَنْتُ أَنَّ صَاحِبِي سَيَكِلُ الْكَلامَ إِلَيَّ فَقُلْتُ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنَّهُ قَدْ ظَهَرَ قِبَلَنَا نَاسٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ وَيَتَقَفَّرُونَ الْعِلْمَ وَذَكَرَ مِنْ شَأْنِهِمْ وَأَنَّهُمْ يَزْعُمُونَ أَنْ لا قَدَرَ وَأَنَّ الامْرَ أُنُفٌ قَالَ فَإِذَا لَقِيتَ أُولَئِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنِّي بَرِيءٌ مِنْهُمْ وَأَنَّهُمْ بُرَآءُ مِنِّي وَالَّذِي يَحْلِفُ بِهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ لَوْ أَنَّ لاحَدِهِمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فَأَنْفَقَهُ مَا قَبِلَ اللَّهُ مِنْهُ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ ثُمَّ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الاسْلامِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الاسْلامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتُقِيمَ الصَّلاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلا قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الايمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الاخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الاحْسَانِ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا قَالَ أَنْ تَلِدَ الامَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِي يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ

Daripada Yahya bin Ya’mar, beliau berkata: “Dulu, orang yang mula-mula mengatakan tentang (penafian) ‘Qadar’ di Basrah ialah Ma’bad al-Juhani. Aku bertolak bersama Humaid bin Abd. Rahman al-Himyari untuk mengerjakan dua haji atau dua umrah. Maka kami berkata: “Kalau kami bertemu salah seorang daripada sahabat Rasulullah s.a.w. maka kami akan bertanya kepadanya tentang apa yang mereka katakan mengenai Qadar (Taqdir).
Secara kebetulan kami bertemu dengan Abdullah bin Umar al-Khattab di dalam masjid. Aku dan sahabatku mengapitnya, salah seorang dari kami dari sebelah kanan dan seorang lagi dari sebelah kirinya. Aku percaya bahawa sahabatku akan mewakilkan aku untuk bercakap lalu aku berkata: “Abu Abd Rahman! Sesungguhnya telah muncul beberapa orang dari sebelah pihak kita membaca al-Quran dan mendalami ilmu,” - beliau pun menyebutkan keadaan mereka itu, “dan mereka menyangka bahawasanya tiada Qadar dan mereka mendakwa tidak ada takdir dan segala perkara adalah baru berlaku dan baru diketahui oleh Allah setelah ia berlaku.”
Ibnu ‘Umar berkata: “Kalau engkau berjumpa mereka itu maka ceritakan kepada mereka bahawa aku berlepas diri daripada mereka dan mereka juga tidak ada kena mengena dengan aku,” dan yang Ibnu ‘Umar bersumpah itu adalah (iaitu sumpah atas kata-katanya:) Demi Allah! Kalaulah mereka mempunyai emas sebesar bukit Uhud lalu mereka belanjakannya maka Allah tidak akan menerimanya sehingga mereka percaya kepada taqdir.
Kemudian dia berkata: Ayahku ‘Umar Al-Khattab menceritakan kepadaku: “Ketika kami sedang berada di samping Rasulullah s.a.w, tiba-tiba muncul di dalam majlis kami seorang yang sangat putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, tiada kelihatan kesan perjalanan padanya dan tiada siapa pun di antara kami yang mengenalinya. Dia pun duduk menghadap Nabi s.a.w lalu disandarkan dua lututnya kepada dua lutut Nabi s.a.w dan dia meletakkan dua tapak tangannya di atas dua pahanya (Nabi s.a.w)”.
Lelaki itu berkata: “Wahai Muhammad, ceritakan kepadaku tentang Islam”. Rasulullah s.a.w berkata: "Islam itu, engkau mengucap bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu Rasul-Nya, engkau mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan, mengerjakan haji jika engkau mampu pergi kepadanya". Kata lelaki itu: “Benar”. Kata Umar: “Kami hairan kepadanya, dia tanya dan dia membenarkannya pula”.
Lelaki itu berkata lagi: “Ceritakan kepadaku tentang iman”. Nabi s.a.w berkata: "Iaitu bahawa engkau beriman dengan Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhirat dan engkau beriman dengan Qadar (takdir), baiknya dan buruknya". Kata lelaki itu: “Benar engkau”.
Lelaki itu berkata lagi: “Ceritakan kepadaku tentang ihsan”. Nabi s.a.w bersabda: "Iaitu bahawa engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, kalau engkau tidak dapat melihat-Nya (memang engkau tidak melihat-Nya), maka sesungguhnya Dia dapat melihat engkau". Kata lelaki itu lagi: “Ceritakan kepadaku tentang kiamat”. Nabi s.a.w berkata: "Tidaklah orang yang ditanya itu lebih tahu daripada yang bertanya".
Kata lelaki itu: “Ceritakan kepadaku tentang tanda-tandanya”. Nabi s.a.w bersabda: "Iaitu hamba melahirkan tuannya dan engkau akan melihat orang yang berkaki ayam, bertelanjang, papa kedana, pengembala kambing berlumba-lumba meninggikan bangunan". Kata perawi: “Dia pun pergi. Aku tinggal beberapa lama”. Kemudian dia (Rasulullah) berkata kepadaku: "Kamu tahukah siapa yang bertanya tadi?" Aku pun berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Sabda Nabi s.a.w: "Itulah Jibril, dia datang kepada kamu untuk mengajar kamu agama kamu".
http://sukahadis
[Hadits Riwayat Muslim]



May 24, 2011

Kedudukan Sahabat Yang Utama


Rasulullah s.a.w. menerangkan di dalam hadis-hadis tentang keutamaan sahabat-sahabat baginda.
عن عبد الله رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (خير الناس قرني، ثم الذين يلونهم، ثم الذين يلونهم.
Daripada Abdullah bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: Sebaik-baik manusia ialah kurunku, kemudian yang mengikuti mereka dan kemudian yang mengikuti mereka.
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال: قال النبي صلى الله عليه وسلم: (لا تسبوا أصحابي، فلو أن أحدكم أنفق مثل أحد ذهبا، ما بلغ مد أحدهم ولا نصيفه).
Daripada Abu Sa`id al-Khudri bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: Janganlah anda memaki sahabat-sahabatku, jika seseorang dari kalangan kamu membelanjakan emas sebesar bukit Uhud pasti tidak akan menyamai sebanyak satu cupak mereka malah separuh cupak mereka.
http://sukahadis

May 23, 2011

Kelebihan Menyebarkan Hadis Nabi s.a.w.


عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ
Daripada Zaid bin Thabit katanya, saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Semoga Allah menyinari seseorang yang mendengar sesuatu hadis daripada kami lalu dia menyampaikannya mengikut apa yang didengari. Maka betapa ramai orang yang membawa ilmu lalu menyampaikannya kepada orang yang lebih faham daripadanya dan berapa ramai orang yang membawa ilmu tetapi ia tidak memahaminya." (Hadis riwayat Ahmad, Abu Daud, al-Tirmizi dan Ibn Majah)
http://sukahadis

May 22, 2011

Sebaik-Baik Istighfar


عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Daripada Nabi s.a.w. sabdanya: “Penghulu istighfar itu ialah engkau berkata:
“Oh Tuhan! Engkaulah Tuhanku. Tiada Tuhan melainkan Engkau. Engkaulah yang telah menciptakan daku dan aku hamba-Mu. Aku tetap di atas kesetiaan dan janji dengan-Mu sedapat mungkin. Aku berlindung dengan-Mu dari kejahatan apa-apa yang telah aku lakukan. Aku kembali kepada-Mu dengan nikmat-Mu kepadaku aku kembali kepada-Mu dengan dosaku, ampunkanlah daku kerana tidak ada yang dapat mengampunkan dosa kecuali Engkau jua.” 
Nabi s.a.w. bersabda: “Sesiapa yang mengucapkan begitu pada waktu siang dengan penuh yakin dengan apa yang diucapkan lalu dia mati pada hari itu sebelum habis waktu petang maka dia adalah ahli syurga dan sesiapa yang mengucapkannya pada waktu malam dalam keadaan dia benar-benar yakin dengannya lalu dia mati sebelum waktu pagi maka dia adalah ahli syurga.” 
http://sukahadis

May 21, 2011

Taubat

{ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا }
Frman Allah: {Bertaubatlah kepada Allah dengan sebenar-benarnya} taubat yang betul-betul dan ikhlas[ at-Tahrim : 8 ]

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فَقَالَ بِهِ هَكَذَا قَالَ أَبُو شِهَابٍ بِيَدِهِ فَوْقَ أَنْفِهِ ثُمَّ قَالَ : لَلَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ رَجُلٍ نَزَلَ مَنْزِلًا وَبِهِ مَهْلَكَةٌ وَمَعَهُ رَاحِلَتُهُ عَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَوَضَعَ رَأْسَهُ فَنَامَ نَوْمَةً فَاسْتَيْقَظَ وَقَدْ ذَهَبَتْ رَاحِلَتُهُ حَتَّى إِذَا اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْحَرُّ وَالْعَطَشُ أَوْ مَا شَاءَ اللَّهُ قَالَ أَرْجِعُ إِلَى مَكَانِي فَرَجَعَ فَنَامَ نَوْمَةً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَإِذَا رَاحِلَتُهُ عِنْدَهُ

Daripada Nabi s.a.w. sabdanya: “Orang mukmin nampak dosa-dosanya seolah-seolah dia berada di bawah bukit yang mana dia takut bukit itu akan runtuh ke atasnya dan orang yang derhaka nampak dosa-dosanya seperti lalat lalu di atas hidungnya. Lalu dibuatnya begini. Abu Syihab mengisyaratkan dengan tangannya di atas hidungnya kemudian Baginda bersabda:
"Allah lebih suka terhadap taubat hamba-Nya dari seseorang yang singgah di suatu tempat yang membinasakan/membahayakan. Bersamanya ada kenderaannya yang mana di atas kenderaannya itu ada makanan dan minuman. Dia pun meletakkan kepalanya lalu tertidur. Apabila dia sedar kenderaannya sudah tiada lagi. Sehingga apabila sudah terlalu panas dan dahaga atau apa lagi yang dikehendaki Allah, dia pun berkata: "Aku mahu kembali ke tempatku tadi lalu dia kembali dan tidur sebentar. Kemudian dia mengangkat kepalanya, rupa-rupanya kenderaannya sudah berada dekat dengannya.”
(Shahih Bukhari, Kitab Doa-Doa - Bab Taubat)
http://sukahadis

May 20, 2011

Dua Nikmat Yang Kita Selalu Terpedaya Dengannya

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Daripada Ibnu ‘Abbas, katanya: Nabi s.a.w. bersabda: “Dua nikmat yang kebanyakan manusia terpedaya/kerugian/lemah padanya; kesihatan dan kelapangan/masa terluang.”
http://sukahadis

May 19, 2011

Ancaman Terhadap Perhiasan Dunia Dan Berlumba Lumba Untuk Mendapatkan Dunia


قَالَ فَأَبْشِرُوا وَأَمِّلُوا مَا يَسُرُّكُمْ فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُلْهِيَكُمْ كَمَا أَلْهَتْهُمْ
Rasulullah s.a.w. bersabda: “Terimalah berita gembira dan berharaplah terhadap apa yang akan menggembirakan kamu. Demi Allah bukan kepapaan yang aku bimbangkan kepada kamu tetapi aku bimbang diperluaskan dunia kepada kamu seperti mana telah diperluaskan kepada orang-orang sebelum kamu maka kamu berlumba-lumba mendapatkannya seperti mana mereka berlumba-lumba mendapatkannya dan dunia akan melalaikan kamu seperti mana ia telah melalaikan mereka.”

عَنْ أَبِي الْخَيْرِ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَوْمًا فَصَلَّى عَلَى أَهْلِ أُحُدٍ صَلَاتَهُ عَلَى الْمَيِّتِ ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَى الْمِنْبَرِ فَقَالَ إِنِّي فَرَطُكُمْ وَأَنَا شَهِيدٌ عَلَيْكُمْ وَإِنِّي وَاللَّهِ لَأَنْظُرُ إِلَى حَوْضِي الْآنَ وَإِنِّي قَدْ أُعْطِيتُ مَفَاتِيحَ خَزَائِنِ الْأَرْضِ أَوْ مَفَاتِيحَ الْأَرْضِ وَإِنِّي وَاللَّهِ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ أَنْ تُشْرِكُوا بَعْدِي وَلَكِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ أَنْ تَنَافَسُوا فِيهَا
Daripada Abi al-Khair daripada Uqbah bin ‘Amir bahawa Rasulullah s.a.w. pernah keluar pada suatu hari lalu Baginda bersembahyang untuk ahli Uhud seperti sembahyang jenazah kemudian Baginda pergi ke minbar lalu bersabda:
“Sesungguhnya aku! akan mendahului kamu dan aku akan menjadi saksi kepada kamu. Sesungguhnya aku – demi Allah! – sudahpun nampak kolam aku itu sekarang dan sesungguhnya telah diberikan kepadaku anak-anak kunci gedung-gedung dunia atau anak-anak kunci dunia. Sesungguhnya aku – demi Allah! – tidak bimbang kamu akan menyekutukan Allah sesudahku tetapi yang aku bimbang kamu berlumba-lumba mendapatkan dunia.”

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَكْثَرَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ مَا يُخْرِجُ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ قِيلَ وَمَا بَرَكَاتُ الْأَرْضِ قَالَ زَهْرَةُ الدُّنْيَا فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ هَلْ يَأْتِي الْخَيْرُ بِالشَّرِّ فَصَمَتَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ يُنْزَلُ عَلَيْهِ ثُمَّ جَعَلَ يَمْسَحُ عَنْ جَبِينِهِ فَقَالَ أَيْنَ السَّائِلُ قَالَ أَنَا قَالَ أَبُو سَعِيدٍ لَقَدْ حَمِدْنَاهُ حِينَ طَلَعَ ذَلِكَ قَالَ لَا يَأْتِي الْخَيْرُ إِلَّا بِالْخَيْرِ إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ وَإِنَّ كُلَّ مَا أَنْبَتَ الرَّبِيعُ يَقْتُلُ حَبَطًا أَوْ يُلِمُّ إِلَّا آكِلَةَ الْخَضِرَةِ أَكَلَتْ حَتَّى إِذَا امْتَدَّتْ خَاصِرَتَاهَا اسْتَقْبَلَتْ الشَّمْسَ فَاجْتَرَّتْ وَثَلَطَتْ وَبَالَتْ ثُمَّ عَادَتْ فَأَكَلَتْ وَإِنَّ هَذَا الْمَالَ حُلْوَةٌ مَنْ أَخَذَهُ بِحَقِّهِ وَوَضَعَهُ فِي حَقِّهِ فَنِعْمَ الْمَعُونَةُ هُوَ وَمَنْ أَخَذَهُ بِغَيْرِ حَقِّهِ كَانَ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ
Daripada Abi Sa`id al-Khudri, katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Perkara yang menjadi kebimbangan besarku terhadap kamu ialah ‘barakaat al-ardh’ (keberkatan-keberkatan bumi)? yang Allah keluarkan untuk kamu.” Baginda ditanya: “Apa itu ‘barakaat al-ardh’?” Nabi s.a.w. menjawab: “Kemewahan dunia.” Ada seseorang berkata kepada Nabi s.a.w.: “Adakah sesuatu yang baik mendatangkan keburukan.” Maka Nabi s.a.w. diam sehingga kami berasa wahyu sedang turun kepada Baginda kemudian mulalah Baginda menyapu peluh dari dahinya. Baginda bertanya: “Di manakah orang yang bertanya tadi?” Orang itu berkata: “Saya.” Abu Sa`id berkata: Sesungguhnya kami telah memujinya ketika dia muncul untuk bertanya begitu.” Nabi s.a.w. menjawab: “Yang baik tidak mendatangkan kecuali yang baik juga. Sesungguhnya harta benda dunia hijau lagi manis dan sesungguhnya apa-apa yang tumbuh pada musim bunga boleh membunuh kerana mengembungkan perut ataupun hampir boleh membawa kepada terbunuh kecuali yang memakan rumput yang hijau kerana ia makan sehingga apabila kenyang perutnya ia mengadap matahari lalu ia mengunyah, berak dan kencing kemudian kembali dan makan lagi. Sesungguhnya harta benda dunia manis, sesiapa yang mengambilnya dengan sebenar dan meletakkannya di tempat yang sebenar maka harta benda dunia adalah sebaik-baik pembantu dan sesiapa yang mengambilnya dengan tidak sebenar/bukan dengan sebenar maka ia seperti orang yang makan tetapi tidak kenyang-kenyang.”

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ قَالَ عِمْرَانُ فَمَا أَدْرِي قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ قَوْلِهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ يَكُونُ بَعْدَهُمْ قَوْمٌ يَشْهَدُونَ وَلَا يُسْتَشْهَدُونَ وَيَخُونُونَ وَلَا يُؤْتَمَنُونَ وَيَنْذُرُونَ وَلَا يَفُونَ وَيَظْهَرُ فِيهِمْ السِّمَنُ
Daripada Nabi s.a.w. sabdanya: “Yang terbaik di antara kamu adalah orang yang berada di kurunku kemudian orang-orang yang mengiringi mereka, kemudian orang yang mengiringi mereka.” ‘Imraan berkata: Aku tidak pasti samada Nabi s.a.w. berkata selepas kata-katanya tadi dua atau tiga kali. “Selepas itu akan ada golongan yang bersedia untuk menjadi saksi padahal mereka tidak pun diminta untuk menjadi saksi. Orang-orang berkhianat sedangkan mereka tidak boleh dipercayai. Orang-orang bernazar sedangkan mereka tidak menyempurnakan nazar mereka dan akan berleluasa di kalangan mereka kegemukan.”

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَجِيءُ مِنْ بَعْدِهِمْ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَتُهُمْ أَيْمَانَهُمْ وَأَيْمَانُهُمْ شَهَادَتَهُمْ
Daripada Abdillah daripada Nabi s.a.w. sabdanya: “Sebaik-baik manusia adalah manusia kurunku kemudian generasi yang mengiringi mereka kemudian generasi yang mengiringi mereka. Kemudian datang sesudah mereka golongan yang mana kesaksian mereka mendahului sumpah mereka dan sumpah mereka mendahului kesaksian mereka.”

٦٤٣٠حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ عَنْ قَيْسٍ قَالَ سَمِعْتُ خَبَّابًا وَقَدْ اكْتَوَى يَوْمَئِذٍ سَبْعًا فِي بَطْنِهِ وَقَالَ لَوْلَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَانَا أَنْ نَدْعُوَ بِالْمَوْتِ لَدَعَوْتُ بِالْمَوْتِ إِنَّ أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَضَوْا وَلَمْ تَنْقُصْهُمْ الدُّنْيَا بِشَيْءٍ وَإِنَّا أَصَبْنَا مِنْ الدُّنْيَا مَا لَا نَجِدُ لَهُ مَوْضِعًا إِلَّا التُّرَابَ
Yahya bin Musa telah meriwayatkan kepada saya, katanya: Waki’ telah meriwayatkan kepada kami, katanya: Ismail telah meriwayatkan kepada kami daripada Qais, beliau berkata: Saya mendengar Khabbab telah menerima tujuh selaran besi panas kerana sakit perut yang dialaminya. Khabbab berkata: “Kalaulah tidak kerana Rasulullah s.a.w. melarang kami berdoa meminta mati maka pasti aku berdoa meminta mati. Sesungguhnya sahabat-sahabat Muhammad s.a.w. telah pergi dalam keadaan dunia tidak mengurangkan mereka apa-apa walaupun sedikit dan kita pula telah mendapat dunia yang mana tidak ada tempat untuk kita letakkannya kecuali di tanah.”

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنِي قَيْسٌ قَالَ أَتَيْتُ خَبَّابًا وَهُوَ يَبْنِي حَائِطًا لَهُ فَقَالَ إِنَّ أَصْحَابَنَا الَّذِينَ مَضَوْا لَمْ تَنْقُصْهُمْ الدُّنْيَا شَيْئًا وَإِنَّا أَصَبْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ شَيْئًا لَا نَجِدُ لَهُ مَوْضِعًا إِلَّا التُّرَابَ
Muhammad bin al-Mutsanna telah meriwayatkan kepada kami, katanya: Yahya telah meriwayatkan kepada kami daripada Ismail, beliau berkata: Qais telah telah meriwayatkan kepada saya, katanya: Saya pergi menemui Khabbab yang sedang membina dinding rumah lalu berkata: “Sesungguhnya sahabat-sahabat kita yang telah pergi dalam keadaan dunia tidak mengurangkan apa-apa pahala mereka tetapi kita sesudah mereka telah mendapat sesuatu yang tiada tempat untuk kita letakkan kecuali di tanah.”

May 18, 2011

Berkenaan Iman


عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو إِدْرِيسَ عَائِذُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِاللَّهِ { أَنَّ عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ رضي الله عَنْهم وَكَانَ شَهِدَ بَدْرًا وَهُوَ أَحَدُ النُّقَبَاءِ لَيْلَةَ الْعَقَبَةِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَحَوْلَهُ عِصَابَةٌ مِنْ أَصْحَابِهِ بَايِعُونِي عَلَى أَنْ لا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا وَلا تَسْرِقُوا وَلا تَزْنُوا وَلا تَقْتُلُوا أَوْلادَكُمْ وَلا تَأْتُوا بِبُهْتَانٍ تَفْتَرُونَهُ بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَأَرْجُلِكُمْ وَلا تَعْصُوا فِي مَعْرُوفٍ فَمَنْ وَفَى مِنْكُمْ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَعُوقِبَ فِي الدُّنْيَا فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا ثُمَّ سَتَرَهُ اللَّهُ فَهُوَ إِلَى اللَّهِ إِنْ شَاءَ عَفَا عَنْهُ وَإِنْ شَاءَ عَاقَبَهُ فَبَايَعْنَاهُ عَلَى ذَلِك }

Daripada al-Zuhri, katanya: Abu Idris `Aa’izullah bin `Abdillah telah memberitahu saya bahawa `Ubaadah bin as-Shamit r.a. Beliau telah ikut serta dalam peperangan Badar dan beliau adalah salah seorang Naqib di malam `Aqabah- (meriwayatkan) sesungguhnya Rasululullah SAW bersabda ketika mana sekumpulan para sahabat berada di sekelilingnya, (kata Baginda):

“Berbai`ahlah kamu kepadaku bahawa sesungguhnya kamu tidak akan menyekutukan sesuatu dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anakmu, tidak akan mengada-agadakan sesuatu secara dusta dengan penuh kesedaran dan tidak akan menderhakai (pemimpin kamu) dalam perkara ma`ruf. Sesiapa di antara kamu menyempurnakan janji itu maka pahalanya dijamin Allah dan sesiapa yang melanggar sesuatu daripada apa yang dijanjikannya itu lalu dia dihukum di dunia ini, maka hukuman itu merupakan kafarah kepadanya. Sebaliknya sesiapa yang melanggar mana-mana janji tersebut kemudian Allah menyembunyikannya, terserahlah kepada Allah kedudukannya samaada dia (Allah) akan mengampunkannya atau akan menyeksanya.” Lalu kami pun berbaiah kepada Baginda SAW atas perkara-perkara itu.

May 17, 2011

Doa Ketika Gelisah / Gundah-Gulana


حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو عِنْدَ الْكَرْبِ يَقُولُ

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Muslim bin Ibrahim telah meriwayatkan kepada kami, katanya: Hisyam telah meriwayatkan kepada kami, katanya: Qatadah telah meriwayatkan kepada kami daripada Abi al-‘Aliyah daripada Ibnu ‘Abbas, beliau berkata: “Nabi s.a.w. berdoa pada ketika gelisah yang amat sangat dengan berkata:
“Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Agung yang Maha Penyantun. Tiada Tuhan melainkan Allah Tuhan langit-langit dan bumi dan Tuhan arasy yang besar.”


[ Hadis Shahih Bukari: بَاب الدُّعَاءِ عِنْدَ الْكَرْبِ Bab Doa Ketika Gundah Gulana ]
http://sukahadis-arkib-hadis.blogspot.com/

May 16, 2011

Kelebihan Orang Yang Berilmu Dan Mengajarkan `Ilmu Pengetahuannya




حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاءِ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ عَبْدِاللَّهِ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتِ الْكَلا وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لا تُمْسِكُ مَاءً وَلا تُنْبِتُ كَلا فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ قَالَ أبو عَبْد اللَّهِ قَالَ إِسْحَاقُ وَكَانَ مِنْهَا طَائِفَةٌ قَيَّلَتِ الْمَاءَ قَاعٌ يَعْلُوهُ الْمَاءُ وَالصَّفْصَفُ الْمُسْتَوِي مِنَ الارْض.ِ
Muhammad Bin al-Ala’ telah meriwayatkan kepada kami, katanya: Hammad Bin Usamah telah meriwayatkan kepada kami daripada Buraid Bin `Abdullah daripada Abu Burdah daripada Abu Musa daripada Nabi s.a.w., sabdanya:
“Perbandingan petunjuk dan `ilmu yang Allah utuskan aku membawanya adalah seperti hujan yang lebat yang menimpa bumi. Di antara bumi itu ada yang Naqiyah (subur), ia menerima air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumput.
Di antaranya ada yang Ajadib (yang hanya menampung air), ia menampung air tetapi tidak menyerap air. Maka Allah memanfaatkan tanah itu kepada manusia, mereka dapat minum dan memberi minum kepada ternakan mereka serta bercucuk tanam daripada air itu.
Hujan yang turun itu menimpa sebahagian tanah yang lain, ia merupakan Qi’an (tanah gersang), tanah itu tidak dapat menampung air ataupun menyerap air sehingga dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Itulah perbandingan orang yang mendalam `ilmunya tentang agama Allah.
Allah memberi manfaat kepadanya dengan apa yang Allah utuskan aku membawanya lalu dia mendapat `ilmu dan mengajarkan kepada orang lain. Dan juga, perbandingan dengan orang yang tidak mengangkat langsung kepalanya terhadap `ilmu dan petunjuk yang dibawa olehku itu, dia tidak menerima petunjuk yang Allah utuskan kepadaku.
Abu `Abdullah berkata: Ishaq berkata dari Abu Usamah: “Di antara tanah itu ada sekumpulan tanah yang menerima air, tanah lapang yang menakung air, dan tanah rata di bumi”.

[ Hadits riwayat Shahih Bukhari Bab Kelebihan Orang Yang Berilmu Dan Mengajarkan `Ilmu Pengetahuannya ]

May 15, 2011

Tasbih, Tahmid Dan Tabir Ketika Hendak Tidur


Sulaiman bin Harb telah meriwayatkan kepada kami, katanya: Syu’bah telah meriwayatkan kepada kami daripada al-Hakam daripada Ibnu Abi Laila daripada ‘Ali bahawa Fatimah mengadu hal tentang tangannya kerana mengisar gandum. Maka dia pergi kepada Rasulullah s.a.w. untuk meminta seorang hamba tetapi tidak mendapatinya (di rumah). Maka dia pun menyebutkan perkara itu kepada Aisyah. Bila Nabi s.a.w. datang maka Aisyah pun menceritakan kepada Baginda. Kata perawi (Ali): Maka Nabi s.a.w. pun datang kepada kami ketika kami sudah pergi ke tempat tidur kami, aku mahu bangun tetapi Nabi s.a.w. berkata:
“Tetaplah kamu di tempat kamu.” Baginda pun duduk di antara kami sehingga aku merasakan sejuk dua tapak kakinya di dadaku. Maka Nabi s.a.w. berkata: “Mahukah kamu berdua aku tunjukkan kepada kamu sesuatu yang terlebih baik bagi kamu dari seorang hamba / khadam iaitu apabila kamu pergi ke tilam / atau tempat tidur kamu maka bertakbirlah tiga puluh tiga kali, bertasbihlah tiga puluh tiga kali dan bertahmidlah tiga puluh tiga kali. Itu adalah lebih baik bagi kamu berdua dari seorang hamba / khadam.
Dan daripada Syu’bah daripada Khalid daripada Ibnu Sirin, beliau berkata: “Tasbih tiga puluh empat kali.”
( Shahih Bukhari: Kitab Doa-Doa, Bab Tasbih Dan Takbir Ketika Hendak Tidur )

May 14, 2011

SALAM AHLI KITAB



Dari Anas r.a., katanya: "Para sahabat Nabi SAW bertanya kepada beliau, "Jika Ahli Kitab memberi salam kepada kami, bagaimana kami menjawabnya?" Jawab beliau, "Ucapkan : Wa 'alaikum."

[Hadis Riwayat Imam Muslim]

Tutup kepala bidadari lebih baik dari dunia dan isinya

 Dari Anas bin Malik r.a., dari Nabi SAW, beliau bersabda:
"Kalau sekiranya perempuan ahli syurga datang kepada penduduk bumi, nescaya akan disinarinya dunia antara langit dan bumi dan dipenuhinya dengan bau harum semerbak. Sesungguhnya tutup kepalanya lebih baik dari dunia dan seisinya."

[Hadis Riwayat Imam Bukhari]

SayangKu melebihi marahKu

Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Setelah Tuhan menciptakan makhlukNya, ditulisnya satu tulisan untuk diriNya dan diletakkanNya di sisiNya di atas 'Arasy, iaitu : "Sesungguhnya sayangKu melebihi marahKu."

[Hadis Riwayat Imam Bukhari]

SYUKUR BILA BERHASIL, SABAR BILA BELUM BERHASIL



Dari Shuhaib r.a., katanya Rasulullah SAW bersabda : "Sungguh mengagumkan orang-orang mukmin kerana pekerjaannya semuanya baik. Yang demikian tidak akan terdapat pada yang lain kecuali hanya pada orang mukmin. Kerana apabila dia berhasil(sukses) dia bersyukur. Dan apabila dia ditimpa kesulitan dia sabar. Itulah (rahsia) kebaikannya."

[Hadis Riwayat Imam Muslim]

ISTERI MEMISAH TIDUR DARI SUAMI



Dari Abu Hurairah r.a., katanya Nabi SAW bersabda : "Apabila seorang isteri tidur memisah dari ranjang suaminya, maka si isteri itu dikutuk malaikat sampai pagi."

[Hadis Riwayat Imam Muslim]

Tidak sekutukan Allah masuk syurga

‎Dari Abu Dzar r.a., dari Nabi SAW sabdanya: "Jibril 'alaihissalam datang kepadaku, lalu dia menyampaikan berita gembira kepadaku: "Siapa saja dari umatku yang mati,sedangkan dia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, dia masuk syurga." Tanyaku, "Sekalipun dia berzina dan mencuri?" Jawabnya, "Ya, sekalipun dia berzina dan mencuri."

[Hadis Riwayat Imam Muslim]

MENGUBAH KEMUNGKARAN



Daripada Abi Sa'id al-Khudri r.a. berkata bahawa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Sesiapa antara kamu melihat kemungkaran hendaklah dia mengubah dengan tangannya; jika tidak sanggup maka dengan lisannya; dan jika tidak sanggup juga maka dengan hatinya, itu adalah selemah-lemah iman."

[Hadis Riwayat Imam Ahmad]

ORANG KAFIR MENERIMA KENIKMATAN HANYA DI DUNIA



Dari Anas bin Malik r.a., katanya Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak akan mengurangi kebajikan orang-orang mukmin. Dia diberi upah di dunia dan pahala di akhirat. Adapun orang kafir, dia diberi rezeki dengan kebajikan yang dikerjakannya di dunia. Setelah sampai di akhirat tidak ada lagi kebajikan yang akan diberi pahala baginya.

[Hadis Riwayat Imam Muslim]

Jangan iri hati kepada dua orang

9. Dari Abdullah bin Mas’ud r.a : Rasulullah saw bersabda, “Jangan merasa iri hati, kecuali kepada dua orang:

(a). Orang yang diberi Allah harta, kemudian dipergunakannya untuk yang hak, dan

(b). Orang yang diberi oleh Allah hikmah (ilmu yang hak), kemudian dipergunakannya (untuk yang hak) serta diajarkannya.” [Hadis 0059]

May 12, 2011

Kebaikan dari Allah dengan ilmu

8. Dari Humaid bin Abdurrahman r.a : Beliau mendengar Muawiyah berkhutbah, katanya Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa dikehendaki Allah akan beroleh kebaikan, diberi-Nya pengertian dalam hal agama. Saya (Nabi saw) hanya membagi-bagikan, sedang yang memberi ialah Allah(1).

Selama (umat Islam) berdiri teguh di atas agama Allah, tidak satu pun penentang-penentang mereka yang sanggup membinasakan mereka sampai kiamat datang.” [Hadis 0058]

NOTAKAKI : (1)Maksud Nabi saw membagi-bagikan adalah menyiarkan, menyampaikan ilmu; sedang yang memasukkan ilmu itu ke dalam hati manusia ialah Allah SWT.

sumber asal

Ilmu


7. Dari Abu Hurairah r.a : Pada suatu ketika Nabi saw sedang berbicara dengan orang ramai (memberi ceramah atau pengajian), tiba-tiba datang seorang Arab Dusun menanyakan kepada beliau, ‘Bilakah datangnya saat (kiamat)?’

Nabi saw tidak langsung menjawab, tetapi beliau meneruskan pembicaraannya dengan orang ramai. Kerana sikap Nabi saw yang demikian itu, sementara orang mengatakan Nabi saw mendengar pertanyaan itu, tetapi beliau tidak menyukainya dan setengah lagi mengatakan beliau tidak mendengarnya.

Setelah Nabi saw selesai berbicara, beliau bertanya, “Di mana orang yang bertanya perkara saat (kiamat) tadi?”

Orang itu menyahut, “Saya! Ya Rasulullah!”

Rasulullah saw bersabda, “Apabila amanah telah disia-siakan orang, maka waspadalah terhadap datangnya saat (kiamat).”

Tanya orang itu, “Bagaimanakah caranya disia-siakannya amanah?”

Jawab Nabi saw, “Apabila suatu urusan (pekerjaan) diserahkan kepada orang bukan ahlinya, maka waspadalah terhadap datangnya saat (kiamat/kehancuran)[Hadis 0049]

Pengajaran Hadis:
(a). Menyerahkan sesuatu urusan atau pekerjaan kepada orang bukan ahlinya bermaksud menyerahkan sesuatu urusan atau pekerjaan kepada orang yang tidak mengerti, tidak cekap, tidak jujur lalu akibatnya adalah kehancuran atau kebinasaan.

(b). Mengajarkan kita tatatertib bertanya dalam majlis, iaitu jika bertanya janganlah memotong pembicaraan orang yang sedang berbicara, kerana ia dapat mengganggu pembicara dan pendengar. Tunggulah saat yang bersesuaian untuk bertanya.

Iman


3. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, "Tidak sempurna iman seseorang kamu sebelum ia menyukai untuk saudaranya (sesama Islam) apa yang disukainya untuk dirinya sendiri." (Hadis 0010)

4. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, "Tanda orang munafik ada tiga :

• Apabila berbicara ia dusta
• Apabila ia berjanji ia menyalahi janji
• Apabila dipercaya ia berkhianat." (Hadis 0027)

5. Dari Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, "Memaki orang muslim adalah derhaka (fasik) dan membunuhnya kafir." (Hadis 0040)

6. Dari Abu Mas’ud r.a : Nabi saw bersabda,”Apabila seorang laki-laki memberikan nafkah kepada keluarganya dengan ikhlas, maka (pahala) nafkah itu sama dengan (pahala) sedekah.” [Hadis 0045]

Wahyu



1. Dari ‘Aisyah r.ha : Harits bin Hisyam r.a pernah bertanya kepada Rasulullah saw, “Bagaimanakah caranya wahyu turun kepada anda (Rasulullah saw)? Jawab Rasulullah saw, “Kadang-kadang wahyu itu datang kepadaku (kedengaran) seperti bunyi loceng. Itulah yang sangat berat bagiku. Setelah bunyi tu berhenti, lantas aku mengerti apa yang dikatakannya.

Kadang-kadang malaikat menjelma seperti seorang laki-laki datang kepadaku. Dia berbicara kepadaku dan aku mengerti apa yang dikatakannya.

Kata ‘Aisyah r.ha, “Aku pernah melihat Nabi saw, ketika wahyu turun kepada beliau pada suatu hari yang amat dingin. Setelah wahyu itu berhenti turun, kelihatan dahi Nabi saw bersimbah peluh.” (Hadis 0002)

2. Dari ‘Aisyah r.ha : Wahyu yang mula-mula turun kepada Rasulullah saw ialah berupa mimpi-mimpi baik waktu beliau tidur. Biasanya mimpi itu terlihat jelas oleh beliau, seperti jelasnya cuaca pagi. Semenjak itu hati beliau tertarik hendak mengasingkan diri ke Gua Hira.

May 11, 2011

Tiap-tiap amal harus disertai dengan niat

Dari Umar bin Khathab r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tiap-tiap amal harus disertai dengan niat. Balasan bagi setiap amal manusia ialah pahala bagi apa yang diniatkannya. Maka barangsiapa (niat) hijrahnya kerana Allah dan Rasul-Nya, baginya pahala hijrah kerana Allah dan Rasul-Nya.

Dan barangsiapa (niat) hijrahnya kerana dunia yang hendak diperolehnya atau kerana perempuan yang hendak dikahwininya, maka (pahala) hijrahnya sesuai dengan niatnya, untuk apa dia hijrah.” [0001]

sumber

May 10, 2011

Bukan umatku jika sokong pemimpin jahat

Ka’ab bin Ujrah r.a. berkata bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: Akan datang di kemudian hari nanti, setelah aku tiada; beberapa pemimpin yang berdusta dan berbuat aniaya. Maka barang siapa yang membenarkan kedustaan mereka dan membantu (mendukung) tindakan mereka yang aniaya itu, maka ia bukan termasuk umatku, dan bukanlah aku daripadanya. Dan ia tidak akan dapat sampai datang ke telaga (yang ada di syurga).- Riwayat Tirmidzi, Nasae’i dan Hakim.

Hendaklah kamu berpegang pada Sunnah-ku


Dari Irbadh bin Sariyah : Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah SWT, dengan mendengar dan taat, meskipun yang memerintahkan kamu adalah seorang budak dari Habsyah. Kamu akan melihat perselisihan yang sangat dahsyat sesudahku, maka hendaklah kamu berpegang pada Sunnah-ku dan Sunnah-Khulafa ur rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah dengan gigi gerahammu dan jauhilah perkara-perkara baru, sesungguhnya setiap bid’ah (perkara baru dalam agama) adalah sesat.” (0040) Sahih Ibnu Majah

May 9, 2011

10 orang yang dikutuk Allah

Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya:”Dalam persoalan arak ada sepuluh orang yang dikutuk kerananya iaitu pembuatnya, pengedarnya, peminumnya, pembawanya, pengirimnya, penuangnya, penjualnya, pemakan hasil wangnya, pembayarnya dan pemesannya ” (HR Anas)

May 8, 2011

Syahid Kerana Mempertahankan Harta



Hadith:
DARIPADA Abdullah ibn Amir r.a katanya : "Aku mendengar Nabi SAW bersabda yang bermaksud : Sesiapa yang dibunuh kerana mempertahankan hartanya maka dia itu syahid."
Riwayat Al-Bukhari
Huraian:
Orang yang meninggal dunia lantaran mempertahankan harta dihukum sebagai syahid di akhirat. Manakala syahid di dunia dan akhirat pula adalah khusus bagi mereka yang meninggal dunia (terkorban) dalam pertempuran iaitu demi mempertahankan agama dan umat Islam.
Sumber: Jabatan Kemajuan Islam Malaysia

May 7, 2011

Pemfitnah tidak masuk syurga

Tidak masuk syurga orang yang suka menyebarkan fitnah. (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Hujan laknat atau rahmat

Dari ‘Atha’ bin Abu Rabah r.a katanya, dia mendengar Aisyah isteri Rasulullah saw. bercerita:”Bila angin bertiup kencang dan langit mendung berawan banyak, tampak kegelisahan di wajah Rasulullah saw sehingga baginda maju mundur (berjalan mundar-mandir). Apabila hujan telah turun wajah baginda berubah menjadi gembira dan hilang kegelisahannya. Berkata Aisyah:”Aku bertanya kepada baginda, apa yang menyebabkan baginda gelisah sebegitu rupa.” Jawab baginda,:”Aku khuatir kalau-kalau angin dan mendung itu menjadi laknat yang ditimpakan kepada umatku. Tetapi bila hujan telah turun maka hal itu adalah rahmat.” (HR Muslim)

May 6, 2011

May 5, 2011

Fitnah Terbesar.

Dari Usamah bin Zaid r.a bahawa Nabi s.a.w bersabda : “Tidak ada suatu fitnah (bencana) yang lebih besar bahayanya dan lebih bermaharajalela selepas wafatku terhadap kaum lelaki selain daripada fitnah yang berpunca daripada kaum wanita”. (Bukhari, Muslim, Imam Ahmad, at-Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)

fitnah


Dari Hudzaifah bin al-Yaman ra, dia berkata : “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda :
“Berbagai fitnah akan dibentangkan kepada hati seperti anyaman tikar, satu benang demi satu benang. Mana-mana hati yang berhasil dirasuki fitnah itu, maka ia akan meninggalkan titik hitam. Manakala hati yang berhasil menolaknya, maka ia akan meninggalkan titik putih. Sehingga hati itu terbelah dua, hati putih seperti batu karang, yang tidak akan goyah oleh fitnah apapun selama langit dan bumi masih tegak. Sedangkan yang lainnya hati hitam seperti warna yang sangat putih terletak dalam warna hitam, ia seperti kuali terbalik, ia tidak mengenal kema’rufan dan tidak pula menolak kemungkaran, kecuali apa-apa yang bersesuaian dengan keinginan hawa nafsunya.”
(Riwayat Muslim)

May 4, 2011

Minum madu hindar penyakit


hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Mājjah.
مَنْ لَعِقَ الْعَسَلَ ثَلَاثَ غَدَوَاتٍ كُلَّ شَهْرٍ لَمْ يُصِبْهُ عَظِيمٌ مِنْ الْبَلَاءِ
Maksudnya: “Sesiapa yang meminum madu lebah pada waktu pagi, tiga kali setiap bulan, dia tidak akan menghidapi penyakit berbahaya.”

May 3, 2011

sumpah


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
رَأَى عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَجُلاً يَسْرِقُ فَقَالَ لَهُ: أَسَرَقْتَ! قَالَ: كَلاَّ! وَاللَّهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ! فَقَالَ عِيسَى: آمَنْتُ بِاللَّهِ وَكَذَّبْتُ عَيْنِي
.
(Nabi) ‘Isa ibni Maryam (‘alaihi al-salam) melihat seorang lelaki mencuri, lalu dia berkata kepadanya: “Apakah kamu mencuri?” Lelaki itu menjawab: “Tidak! Demi Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia!” Maka ‘Isa berkata: “Aku beriman kepada Allah dan aku mendustakan mataku.” (1)