Search This Blog

Pages

July 22, 2014

Sumpah Barra' bin Malik Yang Tidak Ditolak Allah 'Azza wa Jalla.


Anas radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada beberapa orang yang berpenampilan kusut don jelek dengan baju yang sudah lusuh jika dia bersumpah maka niscaya Allah akan menakdirkan sumpahnya tersebut terealisasi. Dan jika mereka berdoa niscaya doanya tidak akan ditolak oleh Allah, salah seorang di antara golongan ini adalah Barra’ bin Malik. ” [HR.Tirmidzi 3854] Barra’ bin Malik radhiyallahu ‘anhu, saudara Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu adalah salah seorang shahabat yang mulia, seorang pahlawan yang sangat pemberani. Dia berhasil membunuh seratus orang musyrik dalam sebuah pertarungan satu lawan satu (tanpa ada yang membantunya). Ketika dalam sebuah peperangan, Umar bin Khaththab menulis pesan kepada pemimpin perang yang intinya adalah agar mereka tidak melibatkan Barra’ bin Malik dalam barisan tentara kaum muslimin, karena sesungguhnya dia sendiri akan menghancurkan kaum musyrik terlebih dahulu. Pada saat kaum muslimin dalam keadaan terus menerus disakiti oleh kaum musyrik, kaum muslimin berkata kepada Barra’ bin Malik, “Wahai Barra’, sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda: “Sesungguhnya jika kamu bersumpah atas nama Allah niscaya Allah ta’ala akan menerima (sumpah)mu, maka bersumpahlah atas nama Rabbmu.” Setelah itu Barra’ bin Malik berdoa, “Aku bersumpah atas nama-Mu wahai Rabbku, jika Engkau tunjukkan kepada kami tentang rahasia kekuatan mereka (orang musyrik), maka biarkanlah aku mengikuti (jalan) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian Allah memberi mereka petunjuk atas rahasia kekuatan kaum musyrik, setelah itu Barra’ bin Malik dibunuh (oleh kaum musyrik), dan meninggal dalam keadaan syahid. Pada sebuah kesempatan, Barra’ bin Ibnu Malik berada di Yamamah. Pada waktu itu penduduk muslim Yamamah banyak yang lari meninggalkan Islam, mereka mencari sebuah perlindungan, hingga mereka sampai di suatu tempat (kebun) yang di dalamnya terdapat musuh Allah ta’ala, Musailamah Al-Kaddzab. Barra’ bin Malik berkata, “Wahai kaum muslim, bawalah aku dan pertemukan aku dengan mereka (orang-orang yang murtad).” Setelah itu Barra’ bin Malik dibawa dengan menggunakan tameng dan perisai ke kebun tersebut dan langsung menyerbu orang-orang yang murtad. Dalam pertempuran tersebut kaum muslimin mendapatkan kemenangan, mereka berhasil menguasai kebun (kota) tersebut dan berhasil membunuh Musailamah Al Kaddzab La’anahullaah, pada pertempuran tersebut Barra’ bin Malik mengalami luka sebanyak delapan puluh tusukan. Oleh karena itu, Khalid bin Walid merawat dan mengobati luka- luka Barra’ selarna satu bulan. [Siyar A'lam an-Nubalaa' (III/123-125), Thabaqaat Ibnu Sa'ad (VII/16). Al Ishaabah (I/143-144)] Sumber: Buku “Wujudkan Impian Anda Dengan Do’a”, Syaikh Majdi Muhammad asy-Syahawi, Penerbit an-Naba solo. Silahkan di Share, Copas, Dan Lain-Lain, Dengan Tetap Mencantumkan Sumbernya.

Malaikat tidak masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat anjing atau gambar makhluq bernyawa

Kisah Anak Anjing yg bersembunyi dirumah Rasulullah
Demi Allah, saya tidak tahu apa yang akan saya katakan terhadap kenyataan yang memilukan ini , di mana kondisi kaum muslimin telah sampai mengekor kepada barat yang kafir?! Bagaimana bisa terjadi pada seseorang yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, kemudian di dalam rumahnya dia memelihara seekor anjing, sementara dia tahu bahwa perbuatan seperti itu telah membuat Rosulullaah shollallaahu ‘alayhi wa’alaa aalihi wasallam marah pada suatu hari, bahkan hal itu telah mencegah Malaikat Jibril untuk masuk menemui beliau di rumahnya karena di dalamnya terdapat anjing. Dari ‘Aisyah rodhiyallaahu ‘anha bahwa ia berkata, “Rosulullaah shollallaahu ‘alayhi wa’alaa aalihi wasallam mengambil janji dengan Jibril ‘alayhissalaam agar dia mendatanginya pada suatu saat. Lalu tibalah saat tersebut, namun Jibril belum juga datang menemuinya, sementara di tangannya ada sebatang tongkat lalu beliau melemparkannya dari tangannya seraya mengatakan, “Allah tidak pernah menyalahi janjiNya begitu pula dengan Rosul-RosulNya.” Kemudian beliau menoleh, tiba-tiba ada seekor anak anjing di bawah tempat tidurnya, lalu beliau bersabda, “Wahai ‘Aisyah! sejak kapan anak anjing ini masuk ke tempat ini?” ‘Aisyah menjawab, “Demi Allah, aku tidak tahu.” Lalu beliau memerintahkan kepada seseorang sehingga anak anjing tersebut dikeluarkan. Kemudian datanglah Jibril. Lalu Rosulullaah shollallaahu ‘alayhi wa’alaa aalihi wasallam menyapanya, “Engkau berjanji kepadaku, dan aku duduk menunggumu, namun engkau tidak segera datang.” Jibril menjawab, “Aku tidak segera datang karena ada anak anjing di rumahmu. Sesungguhnya kami (para Malaikat) tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada anjing atau gambar (dari makhluq yang bernyawa)”.” {HR. Muslim, Kitab Al-Libaas bab Tashwiir Shuurotil Hayawaan… (An-Nawawi XIII/307, no.5478).} Oleh karena itu, maka setiap muslim yang memasukkan seekor anjing ke dalam rumahnya yang tidak dibutuhkan, hendaklah ia bertaubat kepada Allah tabaaroka wa ta’aalaa dan memahami saat-saat penting dari Rosulullaah ini. Dan kebiasaan buruk ini tidak menyebar (yaitu memelihara anjing untuk dijadikan hiasan dan menjadi kebanggan) melainkan karena pengaruh taklid buta terhadap budaya barat yang kufur lagi kafir. Kita mengikuti mereka hingga dalam hal memelihara anjing!! Lantas, apa yang masih tersisa? Hanya kepada Allah lah kita meminta pertolongan. Sesungguhnya umat kita ini sedang tenggelam! Adakah yang mau kembali kepada ajaran-ajaran agama kalian yang benar? Atau lebih memilih hawa nafsu? Pada dasarnya sikap lancang ini (yaitu memelihara anjing) adalah sikap lancang dan maksiat, dirimu sendiri yang mengharamkan diri untuk berdampingan dengan Malaikat rahmat. Oleh karena itu ambillah petunjuk dengan petunjuk Rosulullaah shollallaahu ‘alayhi wa’alaa aalihi wasallam niscaya engkau akan selamat dan bahagia di dunia dan akherat. Malaikat yang tidak masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat anjing atau gambar makhluq bernyawa adalah Malaikat yang selalu berkeliling untukm membawa rahmat, kebaikan, keberkahan, dan istighfar. Adapun Malaikat para pencatat amal, pencabut nyawa, mereka memasuki tiap-tiap rumah dan tidak menjauh dari manusia, karena mereka diperintahkan oleh Allah. Dikutip dari “Mawaaqif Ghodhiba fiiha Nabiyyu” Khumais As-Sa’id. Edisi terjemah; “Pelajaran Penting Dari Marahnya Nabi”. Hal. 48-53. Penerbit Pustaka Ibnu Katsir.