Search This Blog

Pages

May 12, 2011

Kebaikan dari Allah dengan ilmu

8. Dari Humaid bin Abdurrahman r.a : Beliau mendengar Muawiyah berkhutbah, katanya Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa dikehendaki Allah akan beroleh kebaikan, diberi-Nya pengertian dalam hal agama. Saya (Nabi saw) hanya membagi-bagikan, sedang yang memberi ialah Allah(1).

Selama (umat Islam) berdiri teguh di atas agama Allah, tidak satu pun penentang-penentang mereka yang sanggup membinasakan mereka sampai kiamat datang.” [Hadis 0058]

NOTAKAKI : (1)Maksud Nabi saw membagi-bagikan adalah menyiarkan, menyampaikan ilmu; sedang yang memasukkan ilmu itu ke dalam hati manusia ialah Allah SWT.

sumber asal

Ilmu


7. Dari Abu Hurairah r.a : Pada suatu ketika Nabi saw sedang berbicara dengan orang ramai (memberi ceramah atau pengajian), tiba-tiba datang seorang Arab Dusun menanyakan kepada beliau, ‘Bilakah datangnya saat (kiamat)?’

Nabi saw tidak langsung menjawab, tetapi beliau meneruskan pembicaraannya dengan orang ramai. Kerana sikap Nabi saw yang demikian itu, sementara orang mengatakan Nabi saw mendengar pertanyaan itu, tetapi beliau tidak menyukainya dan setengah lagi mengatakan beliau tidak mendengarnya.

Setelah Nabi saw selesai berbicara, beliau bertanya, “Di mana orang yang bertanya perkara saat (kiamat) tadi?”

Orang itu menyahut, “Saya! Ya Rasulullah!”

Rasulullah saw bersabda, “Apabila amanah telah disia-siakan orang, maka waspadalah terhadap datangnya saat (kiamat).”

Tanya orang itu, “Bagaimanakah caranya disia-siakannya amanah?”

Jawab Nabi saw, “Apabila suatu urusan (pekerjaan) diserahkan kepada orang bukan ahlinya, maka waspadalah terhadap datangnya saat (kiamat/kehancuran)[Hadis 0049]

Pengajaran Hadis:
(a). Menyerahkan sesuatu urusan atau pekerjaan kepada orang bukan ahlinya bermaksud menyerahkan sesuatu urusan atau pekerjaan kepada orang yang tidak mengerti, tidak cekap, tidak jujur lalu akibatnya adalah kehancuran atau kebinasaan.

(b). Mengajarkan kita tatatertib bertanya dalam majlis, iaitu jika bertanya janganlah memotong pembicaraan orang yang sedang berbicara, kerana ia dapat mengganggu pembicara dan pendengar. Tunggulah saat yang bersesuaian untuk bertanya.

Iman


3. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, "Tidak sempurna iman seseorang kamu sebelum ia menyukai untuk saudaranya (sesama Islam) apa yang disukainya untuk dirinya sendiri." (Hadis 0010)

4. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, "Tanda orang munafik ada tiga :

• Apabila berbicara ia dusta
• Apabila ia berjanji ia menyalahi janji
• Apabila dipercaya ia berkhianat." (Hadis 0027)

5. Dari Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, "Memaki orang muslim adalah derhaka (fasik) dan membunuhnya kafir." (Hadis 0040)

6. Dari Abu Mas’ud r.a : Nabi saw bersabda,”Apabila seorang laki-laki memberikan nafkah kepada keluarganya dengan ikhlas, maka (pahala) nafkah itu sama dengan (pahala) sedekah.” [Hadis 0045]

Wahyu



1. Dari ‘Aisyah r.ha : Harits bin Hisyam r.a pernah bertanya kepada Rasulullah saw, “Bagaimanakah caranya wahyu turun kepada anda (Rasulullah saw)? Jawab Rasulullah saw, “Kadang-kadang wahyu itu datang kepadaku (kedengaran) seperti bunyi loceng. Itulah yang sangat berat bagiku. Setelah bunyi tu berhenti, lantas aku mengerti apa yang dikatakannya.

Kadang-kadang malaikat menjelma seperti seorang laki-laki datang kepadaku. Dia berbicara kepadaku dan aku mengerti apa yang dikatakannya.

Kata ‘Aisyah r.ha, “Aku pernah melihat Nabi saw, ketika wahyu turun kepada beliau pada suatu hari yang amat dingin. Setelah wahyu itu berhenti turun, kelihatan dahi Nabi saw bersimbah peluh.” (Hadis 0002)

2. Dari ‘Aisyah r.ha : Wahyu yang mula-mula turun kepada Rasulullah saw ialah berupa mimpi-mimpi baik waktu beliau tidur. Biasanya mimpi itu terlihat jelas oleh beliau, seperti jelasnya cuaca pagi. Semenjak itu hati beliau tertarik hendak mengasingkan diri ke Gua Hira.