Search This Blog

Pages

September 25, 2011

Duduklah kamu, sungguh kamu telah mengganggu dan membuat orang terlambat.

| Dari ‘Abdullah bin Busr -radhyiallahu ‘anhuma- beliau berkata, “Seorang lelaki datang (ke masjid) pada hari Jum’at lalu melangkahi tengkuk-tengkuk jama’ah sementara Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- sedang berkhutbah, maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

 اِجْلِسْ فَقَدْ آذَيْتَ وَآنَيْتَ 



“Duduklah kamu, sungguh kamu telah mengganggu dan membuat orang terlambat.” 


 [Riwayat Ahmad, Abu Daud, An-Nasa`i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban]

Sesungguhnya sebaik-baik perkataan itu ialah Kitabulloh

Sesungguhnya sebaik-baik perkataan itu ialah Kitabulloh dan sebagus-bagus petunjuk itu ialah petunjuk Muhammad, dan sejelek-jelek perkara ialah perkara baru yang diada-adakan, dan sesungguhnya yang dijanjikan kepada kamu itu pasti akan datang dan tidaklah kamu akan terlepas daripadanya. 


 Di riwayatkan oleh Ibn Mas’ud R.A, HR Al-Bukhori

Benar-benar beruntung seseorang yang masuk Islam

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: 


 قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ 


 “Benar-benar beruntung seseorang yang masuk Islam, kemudian mendapat rezeki yang secukupnya dan Allah menganugerahkan pula kepadanya sifat qona’ah (merasa cukup dan redha) dengan rezeki yang Allah berikan kepadanya.” 


(Hadis Riwayat Muslim, 5/276, no. 1746)

ALLAH tidak akan memandang kepada lelaki yang mendatangi lelaki

Darpda Ibn Abbas r.huma bahawa Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam b'sabda: 


 لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى رَجُلٍ أَتَى رَجُلًا أَوِ امْرَأَةً فِي دُبُرِهَا 


 maksudnya: "ALLAH tidak akan memandang kepada lelaki yang mendatangi lelaki (melakukan liwat) atau (mendatangi) perempuan (melakukan jimak) pada duburnya" 


 [HR al-Tarmizi, hadis Hasan].

Bersyukur Walau Sedikit

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda dari atas mimbar: 


 مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ، لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ، وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ، لَمْ يَشْكُرِ اللهَ. التَّحَدُّثُ بِنِعْمَةِ اللهِ شُكْرٌ...، وَتَرْكُهَا كُفْرٌ، وَالْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ، وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ 


 “Siapa yang tidak mampu mensyukuri nikmat yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri nikmat yang banyak. Dan siapa yang tidak mampu berterimah kasih kepada manusia, maka ia tidak akan mampu bersyukur kepada Allah. Membicarakan nikmat Allah adalah syukur, meninggalkannya adalah kufur. Hidup berjama'ah adalah rahmat, manakala perpecahan adalah azab.” 


(Hadis Riwayat Ahmad, 30/390, no. 18449. Kata al-Haitsami, “Diriwayatkan oleh Ahmad, ath-Thabrani, dan al-Bazzar. Para perawi keduanya tsiqah.” Dinilai sahih oleh al-Albani)

Perbuatan yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla

Dari Aim Amr Asy-Syaibani, dia berkata, "Pemilik rumah ini meriwayatkan kepadaku -sambil memberikan isyarat dengan tangannya ke rumah Abdullah- dia berkata,


 ۱/۱ سَأَلْتُ النبي صلى الله عليه وسلم: أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ؟ قَالَ : الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ : ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ، قُلْتُ : ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادِ فِي سَبِيْلِ اللهِ قَالَ : فَحَدَّثْنِي بِهِنَّ وَلَوِ اسْتّزَدْتُهُ لَزَادَنِى ‎


Maksudnya : 'Saya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi xoasallam, "Apakah perbuatan yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla?." Nabi menjawab, "Shalat pada waktunya". Kemudian saya bertanya lagi, "Lalu apa?." Rasulullah menjawab, 'Kemudian berbuat baik kepada kedua orang tad'. Lalu saya kembali bertanya, "Lalu apa?" Rasulullah menjawab, "Kemudian jihad dijalan Allah'." Abdullah berkata, 'Rasulullah menerangkan perkara tersebut kepadaku. Sekiranya aku meminta tambahan kepadanya, maka niscaya beliau akan menambahnya untukku.'"


 Shahih, disebutkan di dalam kitab Al Inua* (1197), (Bukhari, 9. Kitab Mawaqitush-Shalat, 5- Bab Fadhlus-Shalati li Waqtiha. Muslim, 1-Kitab Al Iman, hadits 137,138,139 dan 140)

BERBUAT BAIK KEPADA IBU

Dari Bahaz bin Hakim, dari bapaknya, dari kakeknya, aku berkata,


 ۳/۳ يَا رسول الله مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ : أُمَّكَ، قُلْتُ:ثُمَّ مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قُلْتُ:ثُمَّ مَنْ أَبّرُّ؟ قَالَ : أّمَّكَ، قُلْتُ:ثُمَّ مَنْ أَبَرُّ؟ قَالَ: أَبَاكَ، ثُمَّ اْلأَقْرَبَ فَاْلأَقْرَبَ 


 "Wahai Rasulullah! Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu". Saya bertanya lagi, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu" Lalu saya bertanya, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu". Saya bertanya, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?." Rasulullah menjawab, "Bapakmu, kemudian kerabat yang terdekat, lalu kerabat yang terdekat." 


 [Hasan, di dalam kitab Al Inva (2232, 829), dan di dalam (Sunan Tirmidzi, 25- Kitab Al Birru wa Ash-Shilat, 1- Bab Ma Ja'a fi Birril-Walidain).]

Doa Kedua Orang Tua

Dari Abu Hurairah berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,


 ٢٤/٣٢ ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ المسَّافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلَى وَلَدِهِمَا. 


 "Ada tiga doa yang tidak diragukan kemustajabannya, yaitu, doa orang yang dizhalimi (dianiaya), doa orang musafir, dan doa kedua orang tua kepada anaknya."

SILATURRAHIM

Dari Abu Ayyub Al Anshari, bahwa seorang Arab Badui menghadang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam perjalanannya, lalu berkata, "Ceritakanlah kepadaku hal-hal yang mendekatkan aku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka," Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Sembahlah Allah dan janganlah engkau menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dirikanlah shalat, bayarlah zakat, dan sambunglah silaturrahim."

SILATURRAHIM MENAMBAH UMUR

Dari Anas ibnu Malik, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 


 ٤۱/٥٦ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ 


 "Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah menjalin silaturrahim." 


 [Shahih, di dalam kitab Shahih Abu Daud (1485). (Bukhari, 78, Kitab Al Adab, 12- Bab Busitha Lahu Fir-Rizqi bi Shalatirrahim]

Berbuat Baik kepada Kerabat dan seterusnya

Dari Al Miqdam bin Ma'dikarib, bahwasanya dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam bersabda,


 ٤٤/٦٠ إِنَّ اللهَ يُوْصِيْكُمْ بِاُمَّهَاتِكُمْ ثُمَّ يُوْصِيْكُمْ بِأُمَّهَاتِكُمْ ثُمَّ يُوْصِيْكُمْ بِآبَائِكُمْ ثُمَّ يُوْصِيْكُمْ بِاْلأقْرَبِ فَاْلأَقْرَبِ 


 "Sesungguhnya Allah telah berwasiat kepada kamu tentang ibumu, dan berwasiat kepadamu (untuk berbuat baik) ibumu, kemudian berwasiat (berbuat baik) dengan ayahmu, lalu berwasiat kepadamu (berbuat baik) dengan karib kerabatmu yang terdekat dan seterusnya." 


 [Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (1666). (Ibnu Majah, 23-Kitab Al Adah, 1- Bab Al Walidaini, hadits 3661]

Dosa Orang yang Memutus Hubungan Silaturrahim

Dari Jubair ibnu Muth'im, bahwasanya dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,


 ٤٥/٦٤ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ


 "Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturrahim." [Shahih, di dalam kitab Sltahih Abu Daud (1488), Ghayatul Maram (407). (Bukhari, 78- Kitab Al Adah, 11- Bab Itsmul Qathi'i. Muslim, 45-Kitab Al Birru wash-Shilatu wal-Adab, hadits 18,19]

Pelajarilah Nasab-nasabmu yang Harus Engkau Sambung Hubungan Silaturrahimnya

53/72.Dari Jabar ibnu Muth'im, bahwasanya dia mendengar Umar bin Khaththab radhiyalla.hu 'anhu berbicara di atas mimbar,


 ٥٣/٧٢ - تَعَلَّمُوْا أَنْسَابَكُمْ ثُمَّ صِلُوْا أَرْحَامَكُمْ وَاللهِ إِنَّهُ لَيَكُوْنُ بَيْنَ الرَّجُلُ وَبَيْنَ أَخِيْهِ الشَّيْءُ وَلَوْ يَعْلَمُ الَّذِي بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ مِنْ دَاخَلَةِ الرَّحِمِ َلأَوْزَعَهُ ذَلِكَ عَنْ اِنْتِهَاكِهِ 


 "Pelajarilah nasab-nasabmu, kemudian jalinlah silaturrahim kepada kerabat-kerabatmu. Demi Allah, sesungguhnya ada sesuatu yang terdapat di antara seseorang dan saudaranya. Sekiranya dia mengetahui antara dia dan saudaranya semenjak di dalam rahim, maka niscaya ia akan mencegah untuk tidak merusaknya." [Hasan sanadnya, dan shahih diriwayatkan secara marfu', As-Silsilah Ash-Shahihah (277).]

Tidaklah Seseorang Merasa Kenyang sedangkan Tetangganya Tidak

82/112. Dari Abdullah ibnu Al Musawir, dia berkata, "Aku mendengar Ibnu Abbas memberitahukan Ibnu Az-Zubair sambil berkata, 'Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi tvasallam bersabda, 


 ٨٢/١١٢ - لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ 


 "Tidak termasuk seorang mukmin, jika ia kenyang sedangkan tetangganya lapar." [Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (149)]

Mencium anak - anak

Dari Abu Hurairah, dia berkata,


 ٦۹/۹۱ - قَبَّلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَسَنَ بْنُ عَلِىِّ وَعِنْدَهُ اْلأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيْمِيُّ جَالِسٌ فَقَالَ اْلأَقْرَعُ: إِنَّ لِي عَشَرَةٌ مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبْلَتُ مِنْهُمْ أَحَدًا! فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ" مَنْ لاَ يَرْحَمْ لاَ يَرْحَمْ 
 "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencium Hasan ibnu Ali, sementara di sampingnya ada Al Aqra' ibnu Habis At-Tamimi sedang duduk, lalu Aqra' berkata, 'Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak, aku tidak pernah menciumnya seorangpun dari mereka!.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya dan bersabda, 'Barang siapa tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi."' 


[Shahih, di dalam kitab Ghayatul Maram (70-71). (Bukhari, 78-Kitab Al Adah, 18- Bab Al Walad Taqbiluhu wa Muanaqatuhu. Muslim, 43- Kitab Al Fadhail, hadits 65)]

Memberikan Hadiah kepada Tetangga yang Pintunya Lebih Dekat





 Dari Aisyah, dia berkata,
 ٧۹/۱٠٧ - يَا رَسُوْلُ اللهِ! اِنِّ لِي جَارَيْنِ، فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهْدِى؟ قَالَ: إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكَ بَابًا 
 "Aku berkata, 'Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku mempunyai dua tetangga, yang mana di antara keduanya. Rasulullah bersabda, “Kepada tetangga pintunya yang pintunya lebih dekat kepadamu. [Shahih. (Bukhari, 78- Kitab Al Adah, 32- Bab Haqqul Jiwari Qurbal Abwabi).]