Search This Blog

Pages

July 31, 2013

Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil

Sabda Rasulullah SAW : “Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil pada sepuluh hari yang terakhir pada bulan Ramadan.” (Hadis Riwayat al-Bukhari)

July 26, 2013

KELEBIHAN BULAN RAMADHAN

HADITH 14

Daripada Hazrat 'Aishah r.anha beliau berkata bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda, "Carilah Lailatulqadar pada bilangan hari yang ganjil dar
i sepuluh malam terakhir daripada Ramadhan."

Pada pendapat kebanyakan ulama, sepuluh hari terakhir bermula pada malam ke-21 dan ini adalah umum sama ada bulan itu mengandungi 29 hari ataupun 30 hari. Dari perkiraan ini dan berdasarkan hadith di atas, pencarian Lailatuqadar hendaklah dilakukan pada malam ke 21, 23, 25, 27 dan 29. Sekiranya bulan itu mengandungi 29 hari pun maka malam-malam inilah yang masih dikatakan 10 terakhir.

July 23, 2013

keterasingan Islam

SUDUT NOTA : AL GHUROBA
Oleh
Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied Al-Hilaaly
Bagian Keempat dari Tujuh Tulisan [4/7]

Hadts-hadits yang menerangkan keterasingan Islam:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, baginda bersabda.

"Artinya : Sesungguhnya Islam dimulai dengan keterasingan dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah orang-orang yang asing (Al-Ghuraba)" [Diriwayatkan oleh Muslim 2/175-176 -An-Nawawiy]

[a] Hadits Abdillah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu beliau berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Sesungguhnya Islam dimulai dengan keterasingan dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah orang-orang yang asing (Al-Ghuraba) beliau berkata : Ditanya Rasulullah siapakah Al-Ghuraba itu ? Beliau menjawab : Orang yang menjauhi kabilah-kabilah"

Dan dalam riwayat lain :
"Artinya : Orang-orang yang berbuat kebajikan ketika manusia rosak" [Shahih, sebagaimana dalam referensi terdahulu No. 1]

[b] Hadits Abdillah bin Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu beliau berkata : Telah bersabda Rasulullah.

"Artinya : Sesungguhnya Islam dimulai dengan keterasingan dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, mereka berlindung diantara dua masjid sebagaimana ular berlindung dalam lubangnya" [Diriwayatkan oleh Muslim 2/76 -An-Nawawiy]

[c] Hadist Abdillah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu 'anhu beliau berkata : Telah bersabda Rasulullah pada suatu hari dan kami bersama beliau.

"Artinya : Beruntunglah orang-orang yang asing (Al-Ghuraba) ditanya Rasulullah siapakah Al-Ghuraba itu ? Beliau menjawab orang-orang shalih diantara banyaknya orang-orang yang buruk, orang yang menyelisihi mereka lebih banyak daripada mentaatinya" [Hadits Shahih karena banyak jalan periwayatannya sebagaimana telah kami jelaskan dalam kitab Thubaa Lilghuraba (3)]

Dan dalam riwayat yang lain.

"Artinya : Orang-orang yang lari mengasingkan diri bersama agamanya yang Allah akan membangkitkan mereka pada hari kiamat bersama Isa bin Maryam" [Hadits lemah sebagaimana dalam refensi diatas (3)]

[d] Hadits Ibnu Abbas [6] dan Anas bin Malik [7] semisal dengan hadits Abi Hurairah Radhiyallahu 'anhu.

[e] Hadits Jaabir bin Abdillah [8] dan Sahal bin Saad [9] seperti hadits Ibnu Mas'ud dalam riwayat yang kedua.

[f] Hadits Abdurrahman bin Sannah Radhiyallahu 'anhu beliau telah mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Sesunguhnya Islam dimulai dengan keterasingan dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah orang-orang yang asing (Al-Ghuraba), ada yang bertanya : Wahai Rasulullahj siapakah Al-Ghuraba itu ? Belaiu menjawab : Orang-orang yang berbuat kebaikan ketika manusia rusak dan demi dzat yang jiwaku ada ditanganNya sesunguhnya iman akan mengalir kembali ke Madinah sebagaimana mengalirnya air banjir, dan demi dzat yang jiwaku ada ditanganNya sungguh Islam akan kembali ke daerah dua masjid sebagaimana ular kembali berlindung ke lubangnya" [Hadits lemah sebagaimana dalam referensi diatas (10) dan hadits ini memiliki jalan periwayatan lain yang shahih dengan lafadz yang berbeda]

[g] Hadits Saad bin Abi Waqash seperti hadits Abdurrahman bin Sannah Radhiyallahu 'anhu [Shahih lihat referensi diatas]

[h] Hadits Amru bin Auf Al-Muzaaniy Radhiyallahu 'anhu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda .

"Artinya : Sesungguhnya agama ini akan kembali ke Hijaz sebagaimana kembalinya ular ke lubangnya dan agama ini terikat di Hijaz sebagaimana terikatnya domba di puncak gunung, sesungguhnya agama ini dimulai dengan keterasingan dan akan kembali asing maka beruntunglah Al-Ghuraba yaitu orang-orang yang memperbaiki apa yang telah merusak orang-orang setelahku pada sunnahku" [Hadits lemah sekali]

Kesimpulannya, hadits-hadits Al-Ghuraba ini adalah mutawatir sebagaimana disebutkan oleh Imam Suyuthiy dalam kitabnya Tadribur Rawiy (2/180) As-Sakhawiy dalam kitabnya Al-Maqaasidul Hasanah hal.114, Al-Ghumariy dalam komentarnya terhadap kitab Al-Maqaashidul Hasanah hal.114 dan Al-Kataaniy dalam kitabnya Nadzmul Mutanatsir hal. 33-34

Kedua
Tafsir Kata Al-Ghuraba'

Tambahan-tambahan lafadz yang menafsirkan kata Al-Ghuraba telah saya jelaskan satu persatu dan sekarang saya satukan untuk mendapatkan kesimpulan darinya.

[1] An-Nujjaa'i minal al-qobaaili [orang yang menjauhi kabilah-kabilah]
Tidak saya dapatkan lafadz ini kecuali dalam hadits Abdillah bin Mas'ud dan itu hadits yang lemah, karena semua jalannya berkisar pada Abu Ishaaq As-Sabi'iy dan beliau seorang mudalis dan mukhtalath.

[2] Al-Ladzina yuslihuuna idzaa fasada an-nas [ orang-orang yang berbuat kebajikan ketika manusia rusak]

Lafadz ini ada pada hadits Abdillah bin Mas'ud dengan sanad periwayatan yang shahih, hadits Abi Hurairah dengan sanad periwayatan yang ada padanya Bakr bin Saliim ASh-Showaaf dan belaiu perawi yang lemah akan tetapi masih mu'tabar dan dari jalan beliau juga dalam hadits Shal bin Saad As-Saa'idiy, hadits Abdurrahman bin Sannah dengan sanad yang ada padanya Ishaaq bin Abdillah bin Abi Farwah dan beliau ini matruk, hadits Saad bin Abi Waqqaash dengan sanad periwayatan yang shahih dan dalam hadits mursal Yahya bin Said dengan sanad periwayatan yang lemah, degan demikian tampaklah bahwa lafadz hadits ini shahih dan masyhur.

[3] An-naasun shalihuuna fii unaasi suu'i kastirin man ya'shi'him aktsaru mimman yuthii'uhu [orang-orang shalih diantara banyaknya orang-orang yang buruk, orang yang menyelisihi mereka lebih banyak dari yang mentaatinya]
Lafadz tambahan dari hadits tersebut ada pada hadits Abdillah bin Amr bin Al-Ash dari riwayatnya shahih. Sedangkan As-Subkiy telah melakukan kesalahan karena menyebutkannya pada bab yang berisi kumpulan hadits-hadits yang tidak ada asalnya dalam kitab Ihya Ulumuddin dalam tulisan beliau tentang biografi Abu Hamid Al-Ghozaliy dalam kitab Thabaqaatusy Syafi'iyah 4/145 dan ini merupakan kesalahan yang besar apalagi hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dam Musnadnya.

[4] Humul mutamasikuuna bimaaa antum 'alaihi [mereka orang-orang yang berpegang teguh dengan apa yang telah kalian miliki]

Al-Ghozali menyebutkannya dalam kitab Ihya Ulumuddin 1/38 dan dikomentari oleh Al-Iraaqiy dengan berkata : Dia sampaikan dalam mensifatkan Al-Ghuraba' dan saya tidak mengetahui asalnya. Demikian juga As-Subkiy memasukkannya kedalam hadits-hadits yang tidak ada asalnya yang terdapat dalam Ihya Ulumuddin dalam tulisan beliau tentang biografi Abu Hamid Al-Ghozaliy dalam kitab Tabaqaatusy Syafi'iyah 4/145.

[5] Al-farroruuna bidinihim yab'atsaahumu Allahu yauma al-qiyaaamati ma'a 'isaa ibni maryam [orang-orang yang lari mengasingkan diri bersama agamanya yang Allah akan membangkitkan mereka pada hari kaiamat bersama Isa bin Maryam]

Ada dalam hadits Abdullah bin Amru bin Al-Ash dengan sanad periwayatan yang lemah.

[6] Al-Ladziina yushlihuuna maa afasada an-naasu min ba'dii fii sunnatii [orang yang memperbaiki apa yang telah dirusak orang-orang setelahku pada sunnahku]
Ada dalam hadits Katsir bin Abdullah dari bapaknya dari kakeknya dan itu sangat lemah sekali.

[7] Al-ladzina yajiiduuna idzaa naqasao an-naasu [orang-orang yang menambah ketika manusia menguranginya]
Ada dalam hadits Al-Muthalib bin Hanthab secara mursal.

[8] Qolu yaa Rasulullah kaifa yakuunu ghoribaa ? qola kamaa yuqolu lilrijuli fii hayi kadzaa wa kadza innahu laghoriiban [mereka bertanya ; wahai Rasulullah bagaimana akan menjadi asing ? Beliau menjawab : sebagaimana dikatakan pada seseorang di perkampungan ini dan itu sesungguhnya dia seorang yang asing]

Ada pada hadits Al-Hasan Al-Bashri secara mursal.

[9] Waladziina yumassikuuna bikitaabi Allahi hiina yutraku wa ya'maluuna bilsunnati hiyna tuthfa'u [orang-orang yang berpegang teguh kepada kitabullah ketika ditinggalkan dan beramal dengan sunnah ketika dipadamkan]
Ada dalam hadits Bakar bin Amru Al-Mu'aafiriy secara mu'dhol.

[10] Laayumaajuuna fiidiin Allahi walaa yakaffaruuna ahlal al-qiblah bidanbin [tidak berdijadl dalam agama dan tidak mengkafirkan ahlil kiblat karena dosanya]

Ada dalam hadits Abi Darda, Anas dan Waatsilah yang semuanya diriwayatkan dengan sanad yang lemah sekali.

Kesimpulannya.
Tidak ada yang shahih dalam tafsir Al-Ghuraba' kecuali dua tafsir yang marfu' yaitu :

[1] Al-Ladziina yuslihuuna idzaa fasada an-nasu [orang-orang yang berbuat kebajikan ketika manusia rusak]

[2] Annasun sholihuuna fi unaasi suu'in katsirin man ya'shiihim aktsaru mimman yuthii'uhu [orang-orang shalih diantara banyaknya orang-orang yang buruk, orang yang menyelisihi mereka lebih banyak dari yang mentaatinya]

Ketiga.
Apakah terdapat perbedaan antara Al-Ghuraba' dengan Al-Firqatun Najiyah dan Ath-Thaifah Al-Manshurah ?

Tidak ada perbedaan diantara penamaan-penamaan ini karena semuanya mengantar kepada satu hakikat, inilah yang telah dijelaskan ahlil ilmu dari kalangan salaf.

Al-Ajuriy berkata : Dalam kitab Sifatul Ghuraba' minal Mu'minin hal : 27
Sabda beliau Shalallahu 'alaihi wa sallam " wasaya'uudu ghoriban" [Dan akan kembali asing]

Bermakna -wallahu a'lam- hawa-hawa nafsu yang menyesatkan merebak lalu banyak dari manusia yang tersesat dengannya dan tinggallah ahlil haq (ahli kebenaran) yang berada di atas syari'at Islam menjadi asing di kalangan manusia, tidakkah kalian mendengar sbada Rasulullah.

"Artinya : Umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga kelompok. Semuanya didalam neraka kecuali satu. Ada yang bertanya : Siapakah yang selamat itu ? Beliau menjawab : Siapa yang berada pada keadaanku sekarang dan para sahabatku"

Saya berkata : Kamu lihat Al-Ajuriy menafsirkan Al-Ghuraba' dengan Al-Firqatun Najiyah.

Al-Hafidz Ibnu Rajaab Al-Hambaliy berkata dalam kitab Kasyfil Kurbah Fi Washfi Hali Ahlil Ghurbah hal. 22-27 bahwa fitnah syahwat dan hawa nafsu yang menyesatkan itulah yang menyebabkan ahlil kiblat berpecah belah dan menjadi berkelompok-kelompok. Sebagaimana mereka mengkafirkan sebagian yang lain sehingga mereka bermusuhan, berpecah belah dan berkelompok-kelompok setelah dahulunya mereka bersaudara dan diatas satu hati. Tidak selamat dari perpecahan ini kecuali satu kelompok yang selamat merekalah yang diterangkan dalam sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Senantiasa ada dari umatku sekelompok orang yang menegakkan kebenaran tidak merugikannya orang yang menghina dan tidak pula orang yang menyelisihi mereka sampai datang hari kiamat dan mereka dalam keadaan demikian".

Mereka di akhir zaman merupakan Al-Ghuraba' yang disebutkan dalam hadits-hadits tersebut sebagai orang-orang yang berbuat kebajikan ketika manusia rusak, orang yang memperbaiki apa yang telah dirusak orang-orang setelahku dari sunnahku, orang-orang yang lari mengasingkan diri bersama agamanya dari fitnah-fitnah dan mereka adalah orang-orang yang menjauhi kabilah-kabilah karena mereka sedikit sehingga tidak didapatkan seorangpun pada sebagian kabilah sebagaimana orang-orang yang masuk kedalam Islam pertama-tamapun demikian dan dengan ini para Ulama menafsiri hadits ini. Al-Auzaa'iy berkata dalam menafsirkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Sesungguhnya Islam tidak akan lenyap namun akan hilang ahlis sunnah sampai tidak tersisa di satu negara kecuali hanya satu orang"

Karena makna inilah banyak ditemui dari perkataan Ulama Salaf pujian terhadap As-Sunnah dan pensifatannya dengan keterasingan dan ahlinya dengan sedikit, sehingga Al-Hasan berkata kepada sahabat-sahabat beliau :

Wahai Ahlus Sunnah lemah lembutlah kalian semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati kalian, karena kalian termasuk orang-orang yang paling sedikit. Yunus bin Ubaid berkata : Tidak ada satupun yang lebih asing dari As-Sunnah dan lebih asing dari orang yang mengenalnya. Dan dari Sufyan At-Tsauriy, beliau berkata : Berbuat baiklah kepada Ahlis Sunnah karena mereka Ghuraba'. Dan yang dimaksud para imam-imam tersebut dengan As-Sunnah adalah jalan hidup Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang dia dan para sahabatnya berada atasnya yang selamat dari syubhat-syubhat dan syahwat-syahwat. Oleh karena itu Al-Fudhail bin Iyaadh berkata bahwa Ahlus Sunnah adalah orang yang mengerti apa saja yang masuk keperutnya dari barang-barang yang halal. Dan itu karena memakan barang-barang halal merupakan perkara sunnah yang paling besar yang ada di atasnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya kemudian As-Sunnah dalam adat banyak dari kalangan para ulama mutaakhirin dari Ahlil Hadits dan yang lain menjadi ibarat dari segala yang selamat dari syubhat-syubhat dalam i'tikad khususnya dalam masalah-masalah keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, para malaikat, kitab-kitab suciNya dan para RasulNya serta hari kiamat dan demikian juga dalam masalah-masalah taqdir dan keutamaan para sahabat. Mereka menyusun karangan-karangan dalam ilmu ini dengan nama As-Sunnah karena bahayanya sangat besar dan orang yang menyelisihinya berada di ujung kehancuran.

Adapun As-Sunnah yang sempurna adalah jalan hidup yang selamat dari syubhat dan syahwat-syahwat sebagaimana yang telah dikatakan oleh Al-Hasan, Yunus bin Ubaid, Sufyan dan Al-Fudhail serta yang lainnya, oleh karena itu ahlinya disifatkan dengan keasingan pada akhir zaman karena sedikit dan asingnya mereka.

Saya berkata : Renungkanlah bagaimana Al-Hafizd Ibnu Rajab menjadikan Al-Ghuraba adalah Al-Firqatun Najiyah dan Ath-Thaifah Al-Manshurah dan tidak ada perbedaan diantara mereka.

[Disalin dari Kitab Limadza Ikhtartu Al-Manhaj As-Salafy, edisi Indonesia Mengapa Memilih Manhaj Salaf (Studi Kritis Solusi Problematika Umat) oleh Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied Al-Hilaly, terbitan Pustaka Imam Bukhari, penerjemah Kholid Syamhudi]

PASUKAN PANJI HITAM

SUDUT NOTA : HADIS-HADIS MENGENAI PASUKAN PANJI HITAM

Apakah Panji Hitam Ufuk Timur? Mungkin ramai antara kita yang masih belum mengetahui apakah Panji Hitam Ufuk Timur.Secara ringkasan kata Panji Hitam Dari Timur adalah tentera Imam Mahdi yang akan memperjuangkan Islam di akhir zaman. Tentera ini tidak terkalah kerana mendapat perlindungan dari Allah. Tentera ini juga akan menghapuskan Yahudi laknat yang membunuh ramai umat Islam masa kini. Tentera ini akan dipimpin oleh Al-Mahdi. Sekiranya ianya datang pada masa kita sama-samalah kita berjuang di jalan Allah. berikut adalah beberapa hadis-hadis Rasullulah tentang Panji-panji Hitam Dari Timur.


1. Sabda Nabi SAW:
Al-Mahdi akan datang setelah muncul Panji-panji Hitam dari sebelah Timur yang mana pasukan itu selalu tidak pernah kalah dengan pasukan mana pun. (Ibnu Majah)

2: Sabda Nabi SAW:
Al-Mahdi akan dibaiat di antara Hajar Aswad dan Makam Ibrahim oleh sejumlah orang yang mengikuti Perang Badar (iaitu Pemuda Bani Tamim dan pasukannya), kemudian datang kumpulan orang dari Iraq, dan para Wali Abdal dari penduduk Syam untuk berikrar kepadanya. Dan akan datang pula pasukan daripada Syam (sufyani) yang kemudiannya ditelan bumi di al-Baidak dekat Zul Hulaifah. Semuanya binasa melainkan si pembawa berita sahaja.
(Abu Daud & Al-Hakim)

3: Sabda Nabi SAW:
Jika kamu semua melihat Panji-panji Hitam datang dari arah Khurasan, maka sambutlah ia walaupun kamu terpaksa merangkak di atas salji. Sesungguhnya di tengah-tengah panji-panji itu ada Khalifah Allah yang mendapat petunjuk. Maksudnya ialah al-Mahdi.
(Ibnu Majah, Abu Nuaim & Al-Hakim)

4:. Sabda Nabi SAW:
Dari Ibnu Masud RA, katanya, ketika kami berada di sisi Rasullulah SAW, tiba-tiba datang sekumpulan anak muda dari kalangan Bani Hasyim. Apabila terlihat mereka, maka kedua-dua mata banginda SAW dilinangi air mata dan wajah baginda berubah. Aku pun bertanya, Mengapakah kami melihat pada wajah Tuan sesuatu yang tidak kami sukai? Baginda menjawab, Kami Ahlul Bait telah Allah pilih untuk kami akhirat lebih dari dunia. Kaum kerabatku akan menerima bencana dari penyingkiran selepasku kelak sehinggalah datang suatu kaum dari Timur yang membawa bersama-sama mereka Panji-panji Hitam. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikannya, maka mereka pun berjuang dan beroleh kejayaan lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu tetapi mereka tidak menerima sehinggalan mereka menyerahkannya kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku yang akan memenuhkan bumi ini dengan keadilan seperti halnya bumi ini dipenuhi dengan kedurjanaan sebelumnya. Sesiapa yang sempat menemuinya, maka datangilah mereka itu, walaupun terpaksa merangkak di atas salji. Sesungguhnya dia adalah al-Mahdi.
(Ibnu Majah)

5. Sabda Nabi SAW:
Daripada al-Hasan, bahawa Nabi SAW menyebut bala yang akan menimpa kaum keluarganya, hinggalah Allah mengutuskan Panji-panji Hitam dari Timur. Sesiapa yang menolongnya akan ditolong pula oleh Allah. Sesiapa yang menghinanya akan dihinakan pula oleh Allah, hinggalah mereka mendatangi seorang lelaki yang namanyna seperi nama aku. Mereka pun melantiknya memimpin mereka, maka Allah pun membantu dan menolongnya.
(Nuaim bin Hammad)


6. Sabda Nabi SAW:
Akan datang Panji-panji Hitam dari Timur, seolah-olah hati mereka adalah kepingan-kepingan besi. Sesiapa mendengar tentang mereka, hendaklah datang kepada mereka dan berbaiatlah kepada mereka, sekalipun merangkak di atas salji.
(Al-Hafiz Abu Naim)


7. Sabda Nabi SAW:
Akan keluar seorang lelaki dari seberang sungai yang dikatakan Al-Haris bin Harras, yang di hadapannya ada seorang lelaki yang dikatakan al-Mansur, dialah yang akan memudahkan urusan atau membela keluarga Nabi SAW seperti pihak Quraisy yang membela Rasulullah SAW. Wajib setiap mukmin menolongnya atau baginda bersabda, Wajib setiap orang mukmin menerimanya. (Abu Daud, an-NasaĆ¢I, al-Baihaqi & al-Husin).

8: Sabda Nabi SAW:
Ada tiga orang adik-beradik yang saling berperang sesama sendiri berhampiran tempat simpanan Kaabah kamu. Ketiga-tiganya adalah anak seorang khalifah. Kemudian tidak seorang pun antara mereka yang menjadi khalifah. Kemudian muncullah Bendera Hitam dari arah Timur, lalu mereka membunuh kamu semua (yang sedang berperang saudara itu) dengan satu pembunuhan yang (sangat banyak) belum pernah berlaku sebelum ini oleh sesuatu kaum. Kemudia baginda menuturkan sesuatu yang tidak saya ingatinya. Kemudian baginda bersabda, apabila kamu semua melihatnya, hendaklah berbaiat kepadanya walaupun terpaksa merangkak di atas salji kerana dia adalah Khalifah Allah, iaitu al-Mahdi.
(Ibnu Majah)

9:. Sabda Nabi SAW:
Akan ada orang-orang yang keluar dari sebelah Timur, lalu mereka mempersiapkan segala urusan untuk al-Mahdi, yakin pemerintahnya.
(Ibnu Majah)

10: Sabda Nabi SAW:
Apabila keluar Panji-panji Hitam dari arah Khurasan, tidak akan ada sesuatu apa pun yang dapat menolaknya hinggalah dipacakkan di Ilya.
(At-Tarmizi)

July 8, 2013

Nabi Allah Ayyub ditimpa musibah selama lapan belas tahun

Dari Anas bin Malik, bahawa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Nabi Allah Ayyub ditimpa musibah selama lapan belas tahun. Orang yang berada berhampiran dan jauh darinya menolaknya, kecuali dua orang laki-laki saudaranya yang selalu menjenguknya setiap pagi dan petang hari. Suatu hari salah seorang dari keduanya berkata kepada temannya: "Ketahuilah, demi Allah, Ayyub telah melakukan sebuah dosa yang tidak dilakukan oleh seorang manusia di dunia ini." Temannya menjawab: "Apa itu?" Dia menjawab: Sudah lapan belas tahun Allah tidak merahmatinya dan tidak mengangkat ujian yang menimpanya." 

Lalu keduanya pergi kepada Ayyub, salah seorang dari keduanya tidak tahan dan dia mengatakan hal itu kepada Ayyub. Maka Nabi Ayyub berkata: "Aku tidak mengerti apa yang kalian berdua katakan. Hanya Allah mengetahui bahawa aku pernah melihat dua orang laki-laki yang bersengketa dan keduanya menyebutkan nama Allah, lalu aku pulang ke rumah dan bersedekah untuk keduanya kerana aku khuatir nama Allah disebut kecuali dalam kebenaran."

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Nabi Ayyub pergi buang hajat. Jika dia membuang hajat, isterinya akan menemaninya sampai ke tempat buang hajat. Suatu hari Nabi Ayyub terlambat (ke tempat buang hajat) dari isterinya dan Allah mewahyukan kepada Ayyub: "Hentakkan kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dann untuk minum" (Shad ayat 42). Isterinya menunggunya cukup lama.

Dia melihat dan memperhatikannya (Ayyub) sedang berjalan ke arahnya, sementara Allah telah menghilangkan penyakitnya dan dia lebih tampan dari sebelumnya. Ketika isterinya melihatnya, dia berkata: "Semoga Allah memberimu berkat, apakah kamu melihat Nabi Allah (Ayyub), seorang yang sedang diuji? Demi Allah, kamu sangat mirip dengannya jika dia itu dalam keadaan sihat." Nabi Ayyub berkata: Sungguh akulah Ayyub."

Nabi Ayyub memiliki dua tempat untuk menanam hasil bumi, yang pertama untuk gandum dan yang kedua untuk padi, lalu Allah mengirim dua kepulan awan. Ketika awan yang pertama tiba di atas tempat penanaman gandum, ia memuntahkan emas sampai ia melimpah, dan awan yang lainnya menumpahkan (perak) di tempat penanaman padi sampai melimpah pula."

[Abu Ya'la dalam Musnadnya (1/176-177), Abu Nuaim dalam Al-Hilyah (3/374-375), Muslim, Ibnu Hibban dalam Shahihnya no. 2091]

Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tatkala Nabi Ayyub mandi dalam keadaan telanjang, tiba-tiba muncul belalang dari emas. Lalu Ayyub mengumpulkan dan memasukkannya ke dalam baju. Maka Rabbnya memanggilnya: 'Wahai Ayyub, bukankah aku sudah memberimu kecukupan (sewaktu dua awan menurunkan emas dan perak) sebagaimana kau lihat?' Ayyub menjawab: 'Benar, dan demi segala kemuliaan-Mu, tetapi aku tidak pernah merasa puas dari limpahan barakah-Mu'."

(Sahih Bukhari, no. 270, Sunan An-Nasai, no. 406, Musnad Ahmad, no. 10227)

July 7, 2013

‘Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”

Pada suatu ketika Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam menjadi imam shalat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan Nabi antara satu rukun ke rukun yang lain agak melambat dan terlihat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi gemeretak seakan sendi-sendi di tubuh Nabi mulia itu bergeser antara satu dengan yang lain. Lalu Umar ra tidak tahan melihat keadaan Nabi yang seperti itu langsung bertanya setelah shalat.
‘Ya Rasulullah, kami melihat sepertinya engkau menanggung penderitaan yang amat berat. Sakitkah engkau ya Rasulullah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat wal ‘afiat.”
“Ya Rasulullah.. .mengapa setiap kali engkau menggerakkan tubuh, kami mendengar suara gemeretak pada sendi-sendi tulangmu? Kami yakin engkau sedang sakit…” desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut beliau yang kempis, kelihatan dililit sehelai kain yang berisi batu kerikil, untuk menahan rasa lapar beliau. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi gemeretak setiap kali bergeraknya tubuh beliau.
“Ya Rasulullah! Apakah saat engkau menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kemudian kami tidak akan mengusahakannya buat engkau?’
Lalu Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?’ ‘Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”

July 6, 2013

Mendapat Rezeki Karena Membantu Para Penuntut Ilmu Agama



Adalah suatu keutamaan jika setiap muslim bisa membantu para santri atau para penuntut ilmu agama agar mereka mudah untuk konsentrasi dalam belajar sehingga terus bisa menjaga agama ini. Bahkan orang yang lancar mendapatkan rezeki bisa jadi karena banyak membantu untuk membiayai orang-orang yang berjuang di jalan Allah.

Keutamaannya tersebut disebutkan oleh Imam Nawawi ketika membahas masalah tawakkal dan yakin dalam kitab Riyadhus Sholihin. Beliau membawakan hadits berikut ini,

Ų¹َŁ†ْ Ų£َŁ†َŲ³ِ ŲØْŁ†ِ Ł…َŲ§Ł„ِŁƒٍ Ł‚َŲ§Ł„َ ŁƒَŲ§Ł†َ Ų£َŲ®َŁˆَŲ§Ł†ِ Ų¹َŁ„َŁ‰ Ų¹َŁ‡ْŲÆِ Ų§Ł„Ł†َّŲØِŁ‰ِّ -ŲµŁ„Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł…- ŁَŁƒَŲ§Ł†َ Ų£َŲ­َŲÆُŁ‡ُŁ…َŲ§ ŁŠَŲ£ْŲŖِŁ‰ Ų§Ł„Ł†َّŲØِŁ‰َّ -ŲµŁ„Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł…- ŁˆَŲ§Ł„Ų¢Ų®َŲ±ُ ŁŠَŲ­ْŲŖَŲ±ِŁُ ŁَŲ“َŁƒَŲ§ Ų§Ł„ْŁ…ُŲ­ْŲŖَŲ±ِŁُ Ų£َŲ®َŲ§Ł‡ُ Ų„ِŁ„َŁ‰ Ų§Ł„Ł†َّŲØِŁ‰ِّ -ŲµŁ„Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł…- ŁَŁ‚َŲ§Ł„َ « Ł„َŲ¹َŁ„َّŁƒَ ŲŖُŲ±ْŲ²َŁ‚ُ ŲØِŁ‡ِ ». Ł‚َŲ§Ł„َ Ų£َŲØُŁˆ Ų¹ِŁŠŲ³َŁ‰ Ł‡َŲ°َŲ§ Ų­َŲÆِŁŠŲ«ٌ Ų­َŲ³َŁ†ٌ ŲµَŲ­ِŁŠŲ­ٌ

Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ada dua orang bersaudara, yang satu suka datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (untuk menuntut ilmu agama) dan yang lainnya giat bekerja (supaya saudaranya bisa mendapatkan rezeki, -pen). Kemudian orang yang giat bekerja mengadu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang keadaan saudaranya itu. Lantas beliau bersabda, "Barangkali engkau mendapatkan rezeki karena sebab saudaramu (yang rajin belajar itu)." (HR. Tirmidzi no. 2345. Abu 'Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Kata Imam Nawawi sanadnya shahih sesuai syarat Muslim).

Selengkapnya:
http://rumaysho.com/belajar-islam/manajemen-qolbu/4431-mendapat-rezeki-karena-giat-membantu-para-penuntut-ilmu.html

July 5, 2013

Di kalangan kaummu ada orang yang mencuri ghanimah

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam bersabda: "Ada seorang Nabi (Yusya' bin Nun) di antara para Nabi yang berperang lalu berkata kepada kaumnya: "Janganlah mengikuti aku seseorang yang baru saja menikahi wanita sedangkan dia hendak menyetubuhinya kerana dia belum lagi menyetubuhinya (sejak malam pertama), dan jangan pula seseorang yang membangunkan rumah-rumah sedang dia belum memasang atap-atapnya, dan jangan pula seseorang yang membeli seekor kambing atau seekor unta yang bunting sedang dia menanti-nanti haiwan itu beranak".

Maka Nabi tersebut berperang dan ketika sudah hampir mendekati suatu kampung, datang waktu solat Asar atau sekitar waktu itu lalu Nabi itu berkata kepada matahari: "Kamu adalah hamba yang diperintah, begitu juga aku hamba yang diperintah. Ya Allah tahanlah matahari ini untuk kami. Maka matahari itu tertahan (berhenti beredar) hingga Allah memberikan kemenangan kepada Nabi tersebut.

Kemudian Nabi tersebut mengumpulkan ghanimah (harta rampasan perang) lalu tak lama kemudian datanglah api untuk memakan (menghanguskannya) namun api itu tidak dapat memakannya. Maka Nabi tersebut berkata: "Sungguh di antara kalian ada yang berkhianat (mencuri ghanimah) untuk itu hendaklah dari setiap kaum ada seorang yang berbai'ah kepadaku.

Maka ada tangan seorang laki-laki yang melekat (berjabatan tangan) dengan tangan Nabi tersebut lalu Nabi tersebut berkata: "Di kalangan kaummu ada orang yang mencuri ghanimah maka hendaklah kaum kamu berbai'ah kepadaku. Maka tangan dua atau tiga orang laki-laki suku itu berjabatan tangan dengan tangan Nabi tersebut lalu Nabi tersebut berkata: "Di kalangan kaummu ada orang yang mencuri ghanimah".

Maka mereka datang dengan membawa emas sebesar kepala lembu lalu meletakkannya. Kemudian datanglah api lalu menghanguskannya. Kemudian Allah menghalalkan ghanimah untuk kita kerana Allah melihat kelemahan dan ketidakmampuan kita sehingga Dia menghalalkannya untuk kita".

(Sahih Bukhari, no. 2892, Sahih Muslim, no. 3287, Musnad Ahmad, no. 7890)

July 1, 2013

MEMBUANG 'SAMPAH PIKIRAN'

Ada kisah menarik dari Anas bin Malik. Suatu ketika ia berjalan dengan Rasulullah SAW. Ketika itu, datanglah seorang Arab badui dari arah belakang. Dengan serta-merta ia menarik jubah najraani yang dikenakan Rasulullah SAW.

Anas barkata, "Aku memandang leher Rasulullah dan melihat bahwa jubah itu telah meninggalkan bekas merah di sana karena kerasnya tarikan. Orang badui itu kemudian berkata, 'Wahai Muhammad, beri aku sebagian dari kekayaan Allah yang ada di tanganmu'. Rasul kemudian menolah kepadanya, dan tarsenyum, lalu memerintahkan agar orang itu diberi uang,"

Kisah ini menggambarkan betapa mulianya akhlak Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah membalas keburukan orang dengan keburukan lagi. Saat dihina, beliau tidak marah atau sakit hati. Beliau justru mendoakan kebaikan. Mengapa Rasulullah SAW mampu tenang dan bijak menghadapi gangguan orang lain? Jawabnya, Rasulullah SAW memiliki kelapangan dada dan kejernihan pikiran.

Ternyata, yang membuat hidup kita tidak bahagia adalah diri kita. Penyikapan yang buruk terhadap suatu kejadian adalah sumber penderitaan. Mirip orang yang sariawan makan keripik pedas. la menangis, marah, dan uring-uringan. Yang membuat ia menderita bukan keripiknya, melainkan lidahnya yang berpenyakit. Bagi orang yang tidak sariawan, keripik tersebut nikmat dan renyah.

Saudaraku ada banyak hal yang membuat hidup kita tidak nyaman. Salah satunya adalah kegemaran menyimpan ’memori-memori’ buruk. Otak bisa diibaratkan wadah penyimpanan yang akan kotor ketika kita mengisinya dengan sampah.

Pengalaman-pengalaman buruk, separti penghinaan, perlakukan buruk, cemoohan, ketersinggungan, kegagalan, dan lainnya; adalah "sampah" yang barpotensi mengotori pikiran. Semakin sering kita menyimpan memori buruk di otak, semakin negatif sikap dan perilaku kita.

Karena itu, satu syarat agar hidup kita bahagia adalah membersihkan kepala dari "sampah-sampah" busuk. Bagaimana caranya? Pertama, selalu berusaha mengingat kebaikan orang dan melupakan keburukannya. Saat orang lain menyakiti kita, carilah seribu satu alasan agar kita tidak benci. Ingatlah selalu kebaikannya. Jangan sampai kita mengabaikan seribu kebaikan orang, hanya karena satu keburukan yang boleh jadi tidak sengaja ia lakukan.

Kedua, segera lupakan semua perlakuan buruk orang lain. lbaratnya, kalau tinta mengotori muka, maka tindakan yang bijak adalah segera membersihkannya, bukan membiarkannya, atau menunjukkannya pada yang lain. Demikian pula saat orang berlaku buruk pada kita, menghina misalnya, alangkah bijak bila kita segera menghapusnya, bukan memendamnya, membesar-besarkannya, atau menunjukkannya pada banyak orang.

Ketiga, mohonlah kepada Allah SWT agar diberi hati yang lapang dan pikiran yang jernih. Ada doa dalam Alquran yang bisa kita panjatkan,

"Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku; dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku; agar mereka mengerti perkataanku."

Robbisyrohliy shodriy wayassirliy amriy ....(OS Thaahaa [20]: 25-28).

Sumpber : pkspiyungan.org